Showing posts with label mouthing off. Show all posts
Showing posts with label mouthing off. Show all posts

Sunday, October 19, 2008

krisis dunia, atau krisis amerika?

yang krisis amerika, kita jadi kebawa-bawa. iya, salah kita juga, banyak investasi negara dalam dolar, dalam jumlah yang besar dikuasai oleh sebagian kecil pemodal asing. jadi ngga heran, waktu pemodal asing ini terancam bangkrut karena kredit macet di negaranya, negara indonesia tepatnya, jadi ikut-ikutan terancam bangkrut...

waktu acara today's dialogue di metro, dibahas masalah ini, dengan tajuk spesifik: runtuhnya kapitalisme global... apa memang kapitalisme global sedang diambang keruntuhan? saya ngga tau... tapi yang jelas, kebijakan ekonomi Indonesia yang terlalu liberal ini tengah menunjukkan dampaknya..

heran juga ya, di satu sisi program-program pemberdayaan ekonomi kerakyatan model muhammad yunus gitu lagi marak-maraknya, tapi di sisi lain, kata tun kelana jaya, pembicara di acara today's dialogue itu, transaksi di pasar riil, itu satu per tujuh ratus kali dari jumlah transaksi di pasar non riil (salah satunya pasar modal), dan 50% dari jumlah modal yang ada di pasar modal itu dimiliki pemodal asing!!

tapi, yang saya kecewa, Rizal Malarangeng yang juga jadi pembicara di acara itu, kok cara pandangnya begitu konservatif. dia ngga bisa ngeliat masalahnya apa dengan sistem yang liberal seperti ini...

kayaknya saya ngga akan milih Rizal jadi presiden RI tahun depan... :|
Sori om Rizal...

Wednesday, April 09, 2008

wakil rakyat (?)

"melawanlah, sebelum kata itu dihapus dari kamus" - F. Rahardi, 'Migrasi Para Kampret'

pagi ini melihat berita anggota dewan kehormatan DPR yang marah sama Slank, karena lirik lagunya (Gosip Jalanan - diterbitkan 2004), menistakan (in his very own word) anggota dewan. wah,..pertanyaan di media, setelah 4 tahun, kemana aja kok baru denger lagunya? yah, mungkin anaknya baru jadi slankers, atau dia baru denger lagu itu di radio. whatever.

kalo saya, kecil kemungkinan slank bikin lirik yang straightforward 'menistakan', seperti, misalnya (seperti yang pernah dikatakan Gus Dur, bahwa) DPR itu tak beda dengan taman kanak-kanak.

kita mungkin pernah ngerasa kesepet. nah, kalo diinget-inget lagi, sepetan itu pasti punya relevansi dengan kita kalo kita memang bener begitu. mungkin terus rada bete atau marah. tapi ya,.. kalo salah terima aja lah.. buat evaluasi:)

apa yang terjadi dengan sistem birokrasi kita adalah ketidakberdayaan. tidak ada yang cukup punya power untuk mengubah sistem birokrasi yang panjang, berbelit, massif, tidak efektif dan efisien. sementara perubahan di indonesia menuntut kelenturan birokrasi dan (bila perlu) perubahan yang sama cepatnya.

sementara itu, kemajuan-kemajuan tidak bisa lepas dari parameter fisik. jiwa pembangunan orde baru. wajar, karena mereka, anggota DPR dan sebagian besar birokrat Indonesia sekarang, mungkin anak didik orde baru. lihat rumah-rumah dinas anggota dewan, kendaraan dinas, kunjungan studi banding, laptop...dengan semua fasilitas itu, kinerjanya? apa kabar RUU anti pornografi (diluar kontroversinya) ? apa kabar pembicaraan soal kelangkaan minyak tanah? penebangan hutan? pembukaan areal hutan jadi tambang? dan pertanyaan paling penting mungkin, rakyat mana yang sebenarnya kalian wakili?

logika sederhananya begini: DPR itu kan katanya perwakilan rakyat. tapi rakyat yang mana yang diwakili? isinya utusan partai. dari sekian puluh partai yang ada di Indonesia sekarang ini, seberapa besar jumlah rakyat indonesia yang ikut menitipkan aspirasinya lewat partai?

oya, saya lupa sama pemilu yang dibilang mekanisme demokrasi. tapi, memilih siapa sih kita di pemilu? wakil partai kan? perkara partainya korup, bobrok, visi misinya ngga jelas,... apa kita, rakyat yang memilih, bisa urun intervensi? gampang jawabannya: tidak. atau, bisa sih, tapi harus ikutan partai. jadi, bagaimana kita bisa merasa memiliki, merasa menyimpan amanat pada sesuatu yang tidak bisa kita lakukan apa-apa padanya?

sekarang mungkin lebih baik dari jaman orde baru yang hanya ada 3 partai. rakyat jadi punya banyak pilihan. tapi apa segitu saja, peran rakyat? jadi pemilih dan memilih siapa yang akan mengatur hidup kita lima tahun mendatang? sebegitunyakah peran rakyat? jadi boneka, objek kekuasaan?

memang jalan panjang dalam pendidikan demokrasi. suatu saat saya membayangkan masyarakat yang bertanya pada wakilnya, 'apa yang membuat anda pantas kami percaya untuk mewakili kami?', atau pada saat si calon gubernur berkata akan mengurangi pengangguran sebesar 1 juta, kita akan bertanya, bagaimana caranya? mengundang investasi? dalam bentuk apa? dimana? siapa yang akan diuntungkan?

saat ini, mungkin saya (mungkin juga kita) harus cukup puas dengan janji-janji. meskipun biasanya, janji-janji tinggal janji..

sesungguhnya tidak pantas kita berharap apa-apa dari mereka. sepatutnya kita kasihan pada mereka. mereka orang-orang lemah yang tak berdaya. berada dalam sistem yang bobrok dan korup dan tidak mampu melakukan apa-apa. ketika dikritik, diingatkan, malah marah-marah. atau bilang iya, akan dijadikan bahan pertimbangan (dan dilupakan).

tidak semua, saya tahu. dan pada mereka yang berupaya melakukan perubahan, mereka yang bertanya kenapa, kita titipkan kepercayaan dan harapan kita.

Sunday, October 07, 2007

ritz carlton vs melati

coba tanya, apa bedanya Hotel Ritz Carlton, dan Hotel Melati 1?

kemungkinan jawaban:

  • 'ya kelasnya beda lah, yang satu kelas atas yang lainnya gurem'
  • 'beda nyamannya. yang satu nyaman banget, yang lainnya yah,.. biasa aja'
  • 'beda harga kamarnya, yang satu mahal banget, yang lainnya murah'
  • 'yang satu internasional, yang lainnya lokal banget'
  • dst..

anyway,..

I had a meeting today,.. and we were discussing about hotels. i just arrived at this point where i was really noticing the way people think about differences. some of them would thought differences in ranks, class, or level, while the other would thought that it is just plain different.

sometimes it bothers me when people would think that they should reach, or be in the higher ranks, or higher class. people often doing stupid things (I think) like riding a bmw, spend nights in five star international hotels, dining in fancy restaurants... and so forth.

the very basic things they do is just the same when they do it otherwise (riding japanese cars, spend nights home, and dining in a basic warung padang). The point is you’ll ride, or sleep, or eat anyway. If one thing is relatively better than the other, it depends on what kind of person you are. I prefer to sleep at home than hotels, or ride a japanese cars because maintenance and fuel are cost me less than bmw…

A friend would tell me why: “it is the easiest way to measure differences: ranks and levels”. Somehow it suited people’s mind better than to see things just plain different. No class, no ranks, nor levels.

People measure differences in everything they could possibly think and are easily see things in ranks and levels : from gender to life, from culture to self-concept. So easy it becomes some kind of a mental illness.

and what so sick about it is how people rushed to reach that so called higher level. some are doomed for a life time just because they are born to have different physical and mental qualities, or just born from a wrong parents who do not possess certain qualities.

I believe it otherwise: some things are maybe classified hierarchically, but it is so much lesser than things that aren't.

Wednesday, October 03, 2007

pikiiam as a mega site of bible studies and information..?

coba buka pikiiam.blogpsot.com
ga sengaja, beberapa hari yang lalu, saya salah ketik blogspot, jadi blogpsot... dan masuklah saya ke alamat itu....

heran juga... coba baca, .. isinya ada testimoni orang yang menerima yesus dan kemudian hidup di dalam kasih-Nya...

apakah mungkin ini gara-gara tulisan saya tentang dna yesus?

i really have no interest in searching further about this DNA-bearing God of yours...

and yet more...,

i watch Mel Gibson's Passion of The Christ... and what's bothering me is a question: "why was He whining about by crying "Eli, Eli, lema sabachthani?" while he was crucified..?

just the night before He said that his body was a bread of life alike... that His Father was His guidance, sort of things...

i really can't understand this god of yours...

In their song 'Eulogy' Tool's Maynard James Keenan catch it like i do :

'You've claimed all this time that you would die for me.
Why then are you so surprised to hear your own eulogy?'

here for a complete lyric

--- and you are all my witness ... if this post is missing, or my blog went hacked.. then you really are have a serious religious cancer :-) ---


pikiiam.blogspot.com


Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers, not web links.

Monday, August 27, 2007

DNA Yesus?

setelah sekian lama, akhirnya dapat juga kesempatan untuk nonton film yang katanya sangat mengejutkan itu. film yang mengangkat ide-ide yang selama ini jadi spekulasi, berdasarkan potongan-potongan fakta sejarah. tentang sebuah artefak peninggalan pada zaman saat Yesus masih hidup, yang diperebutkan oleh dua pihak. secara harafiah, artefak itu diartikan sebagai 'cawan suci'

sebagai orang yang pernah dapet mata kuliah genetika sampai dua kali :-p , ide dasar film ini sepertinya dibangun di atas logika yang cukup aneh (mungkin kamu bisa bantu saya untuk mengerti?)

ksatria templar dan biarawan sion dikatakan melindungi artefak yang ternyata adalah mayat maria magdalena yang konon dulu sebenarnya pernah menikah dengan yesus dan memiliki keturunan. keturunan yesus dan maria magdalena ini juga yang dilindungi hingga kini.

mayat maria magdalena dilindungi karena takut dirusak oleh orang-orang yang ingin menghilangkan 'bukti' bahwa yesus, -tuhan mereka, sebenarnya pernah kawin.

oke..

pertanyaannya kemudian, bagaimana membuktikan bahwa maria magdalena pernah kawin dengan yesus? mengingat orang-orang yang mempercayai bahwa yesus itu adalah tuhan - dan karenanya tidak akan melakukan perbuatan tidak suci seperti kawin - itu baru muncul sekitar 300 tahun kemudian.

kalaupun ada keturunan yesus, bagaimana caranya membuktikan bahwa ia adalah keturunan yesus dan maria magdalena, di masa lebih dari 2000 tahun yang lalu?

dan saat ini, kalaupun benar, keturunan yesus masih ada, sebutlah benar bahwa si tokoh utama memang keturuan yesus dan maria magdalena, lalu bagaimana membuktikannya? dari dna mitokondria? apakah pasti, selama 2000 tahun lebih itu keturunan yesus pasti perempuan? karena satu-satunya dna yang bisa di tes hanya dna maria magdalena yang mayatnya tersimpan entah di mana. setidaknya masih ada, dibandingkan mayat yesus yang raib entah kemana... tapi coba bayangkan, pada suatu masa, keturunan yang tinggal hanya ada seorang anak laki-laki yang tidak akan mewariskan mitokondrianya pada keturunannya, tapi kromosom y yang diperolehnya dari bapaknya...lalu bagaimana membuktikan keturunan lewat tes DNA ini?

yang menarik buat saya, adalah mengapa ksatria templar dan biarawan sion terbentuk. katanya untuk melindungi keturunan yesus... tapi pertanyaan selanjutnya buat apa melindungi sesuatu yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya? bukannya ide untuk melindungi sesuatu seperti itu mirip dengan kepercayaan bahwa yesus sendiri adalah tuhan? padahal dalam injil tidak pernah sekalipun ia menyebut dirinya sebagai tuhan...

dan yang paling gila lagi, adalah bagaimana terbitnya buku terjemahan The Da Vinci's Code ini diikuti dengan berbagai buku dengan bahasan yang hampir mirip...:-p
Apakah benar komentar dalam novelnya: "
memukau nalar mengguncang iman"? mungkin saya harus cek lagi, bagian mana dari buku itu yang memukau nalar.

pendapat pribadi saya, cita-cita untuk mengungkap 'kebohongan' (kalaupun ada kebohongan itu) yang ditutup tutupi gereja, mungkin sesuatu yang baik. tapi itu tidak akan mengubah keadaan sebesar yang dicita-citakan. 'fakta' baru itu mungkin akan mengubah pondasi keberadaan kristen, tapi tidak akan menghilangkan kristen sebagai sebuah agama, kepercayaan dan jalan hidup.

mungkin tidak sebanding, tapi coba lihat kasus heliosentris vs geosentris yang diajukan Nicolaus Copernicus. kenyataan bahwa pusat tata surya adalah matahari, toh tidak mengubah doktrin 'kerajaan allah di muka bumi'. contoh lain yang jelas-jelas ada sekarang, adalah konsep trinitas yang tidak disebutkan dalam injil. Yesus sendiri meminta muridnya untuk menyembah bapak-nya. bukan dia :-)

and check this 'runaway nowhere' argument

thanks guys.. that was really entertaining...:-p

Monday, August 13, 2007

jalan hidup

kata bapak, dulu, setiap orang punya jalan hidup masing-masing. saya tidak pernah benar-benar berpikir tentang itu. hidup berjalan begitu saja. kawan-kawan yang dulu sekelas, sekarang kuliah di tempat yang berbeda. tapi masih satu kota. beberapa tahun kemudian kami bertemu dan setiap orang sudah berbeda. beberapa orang bekerja di tempat-tempat yang dulu semasa SMA tidak pernah terbayang.
 
lepas kuliah, beberapa teman pindah kota. bekerja dan menetap disana. bahkan menikah dengan beberapa orang yang kita tahu siapa, tapi kebanyakan dengan orang yang tidak kita kenal. cara pandang kita berubah. dulu idealis, sekarang pragmatis. dulu sosialis, sekarang kapitalis :-)
 
cara hidup, jalan hidup. saya cuma tau itu ada. tapi sampai sekarang, belum tau harus bagaimana. saya cuma yakin, hidup yang baik itu seperti apa. tapi mungkin itupun sudah cukup.
 
kadang-kadang, saya pikir, beranggapan bahwa kita adalah arsitek dari hidup kita sendiri, bahwa kita punya kuasa penuh atas jalan hidup kita, adalah sebuah kekeliruan. sebuah penyakit, malah.
 
bicara dengan seorang kawan baik tentang ini, dia juga merasa begitu. setiap kali kita berpikir bahwa kita berkuasa penuh untuk menentukan pilihan kita, setiap kali juga kita dibenturkan kenyataan. seringkali keputusan harus dibuat cepat, dan peluang yang ada di depan kita tidak selalu apa yang telah kita rencanakan sebelumnya. so, we choose the most appropriate among the least :-)
 
berpikir bahwa kita menguasai hidup, bahwa kita mengerti seluk beluknya, bahwa kita bisa menjelaskan setiap fenomena, adalah ilusi. kita tidak pernah memperoleh pengertian yang benar-benar baru. kita memandang lewat kacamata dan kerangka pikir yang kita buat sendiri. apa istimewanya itu?
 
hey atheists! you haven't done your homework yet! :-)


pikiiam.blogspot.com


Got a little couch potato?
Check out fun summer activities for kids.

Friday, April 27, 2007

berhari bumi bersama kokolot

saung kerja ekowisata (more images)

kokolot bahasa sunda, artinya orang tua, atau yang dituakan. dan memang begitu.

berawal dari sms dari bu enci dan mang intan, yang memforward undangan yang mereka terima dari Pak Felix (dosen EnHai yang nyentrik, kalo liat pasti langsung inget orangnya :)), tentang peresmian kegiatan Ekowisata berbasis kebudayaan lokal di Kawasan Bandung Utara, minggu pagi tanggal 22 April, saya berangkat ke punclut.

di sana ketemu Ndyan ama Ugun (hepi pisan, udah lama ngga ketemu temen sejawat). "mewakili siapa, pik?" kata Ndy. "hehe.. masyarakat Kabupaten Bandung Barat!"

yang hadir dalam peresmian ini ada dari KMBB. Huruf K dari KMBB-nya saya lupa: Koalisi, atau Kelompok atau Krup (grup, maksudnya), tapi yang jelas MBB nya singkatan dari Masyarakat Bandung Bermartabat. Koordinatornya Kang Rachmat Jabaril. Baru sekarang liat orangnya. biasanya liat lukisannya di Pikiran Rakyat, hehe...

Selain KMBB juga ada DPKLTS (ini bener-bener lupa singkatannya apa,.. tapi TS nya Tatar Sunda)

Anyway, sebelumnya saya sempat denger tentang isu ekowisata yang mau dikembangkan di Bandung Utara. Saya pikir ini ulah konsultan keblinger yang bikin ide aneh di kepala birokrat bandung,..beberapa peneliti senior di Pusat Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata sini, juga ngga setuju dengan penggunaan term 'ekowisata'-nya. pemerkosaan istilah eko- kalo kata obot.

sebetulnya, ekowisata yang digunakan temen-temen ini cuma agenda besar untuk menutupi agenda lain: penyelamatan Kawasan Bandung Utara. Daerah Bandung Utara, yang tempo hari pernah rame karena Walikota Bandung Dada Rosada membangun jalan antara Dago-Punclut, ternyata masalahnya sudah sedemikian gawat.

saya masih ingat tanggapan Dada Rosada tentang kontroversi daerah Punclut: " saya membangun jalan itu untuk rakyat" dan memang untuk rakyat. tapi bukan untuk rakyat punclut yang tidak punya mobil. jalannya, sesuai dugaan, dibangun untuk memfasilitasi perusahan developer yang membangun perumahan elit dan sekolah internasional di kawasan itu. peduli pada rakyat? yeah, right.. rakyat yang mana dulu...?

hebatnya, pemerintah kota Bandung bahkan merevisi RTRW-nya. dalam RTRW yang lama, daerah Punclut dan sekitarnya adalah kawasan hijau, kawasan konservasi yang berperan sebagai daerah resapan air. setelah di revisi, RTRW yang baru memperbolehkan pembangunan di daerah punclut. kesan yang ditangkap memang jadi tidak aneh: pemerintah pro pemodal.

dengan pengembangan daerah punclut itu, akan terbuka akses jalan bagi masyarakat yang menghubungkan antara Dago, Lembang dan Punclut. ini akan menguntungkan petani, karena pengangkutan hasil bumi dan pertanian dari ketiga daerah itu dapat dengan mudah terdistribusi. keuntungan berikutnya adalah terbukanya lapangan pekerjaan. itu katanya...

tapi pada pelaksanaannya, pembangunan jalan membuka daerah baru (yang kemudian akan dikembangkan kawasan perumahan), dan bukan memperbaiki kualitas jalan yang sudah ada. dan bagimana hasil bumi bisa didistribusikan, jika tanahnya berubah jadi ladang beton? dan soal lapangan perkerjaan? berapa banyak orang yang bisa bekerja di daerah baru itu? paling tinggi jadi satpam, atau tukang sapu perumahan. alasan pengembang karena pendidikan mereka tidak mencukupi.

itu semua sudah pernah terjadi. jangan buta oleh harapan.

hebatnya, pendirian saung kerja ekowisata di punclut yang diinisiasi KMBB, punya program yang menarik. mereka bersama masyarakat punclut, akan kembali menanami lahan-lahan yang sekarang dimiliki pengembang. program ini pernah dilaksanakan pemerintah kota Bandung beberapa tahun yang lalu, kata seorang peserta, tapi berhenti begitu saja. tidak ada kelanjutannya.

seperti juga kasus Lumpur Lapindo Brantas, saat ini saya benar-benar meragukan keberpihakan pemerintah.. pada masyarakat, atau pemodal?

sebegitunya sampai-sampai negara menanggung kredit-kredit macet, dan membantu penyelesaian masalah lapindo? sementara aset mereka bisa dicairkan untuk menyelesaikan masalah ganti rugi dan mungkin juga menyewa tenaga ahli dari rusia yang pernah menawarkan diri untuk membantu menghentikan aliran lumpur..?

ah, jadi kemana mana..:)

Wednesday, April 11, 2007

bicara soal kemiskinan

ditengah hingar bingar laptop si tukul dan anggota DPR, kita seperti disihir. dijauhkan dari kenyataan. di tengah gegap gempita pengentasan kemiskinan dan demonstrasi pihak oposisi yang mengatasnamakan rakyat miskin..., kemiskinan dan pengangguran jadi tak lebih dari angka statistik.

dan kita, begitu tidak mengenal mereka. begitu mati rasa.

kemiskinan jadi alat. seperti halnya jabatan. seperti halnya badan-badan dan satgas-satgas mandul yang dibentuk pemerintah.

jangan bicara pengentasan kemiskinan. mari bicara pembatasan kekayaan!

berani?

Saturday, March 10, 2007

komentar untuk tulisan 'salah siapa?'

ini, tanggapan dari komentar temen-temen di tulisan 'salah siapa?' (terimakasih buat komentarnya,.. budi, fendrri, sama icha :-). mau ditulis di bagian komentar, tapi kok ya kepanjangan gitu loh.. :-)

bantuan memang harus diberikan. kalo kecil besar itu beda masalah, tapi yang penting, bantuannya efektif atau ngga, atau malah membuat masalah baru?

misalnya, duit gopek kita, apakah akan jadi pembenaran buat dia untuk terus mengemis (alias males tea), atau misalnya, sebaiknya kita tabung duit gopek itu tadi, lalu suatu saat, kita belikan dia alat yang bisa dia pake untuk usaha..

atau memilih membelikan nasi/makanan daripada ngasih uang. cara ini bagus nih, untuk test case, sebetulnya apa yang dia harapkan dari mengemis.., uang, atau barang-barang untuk memenuhi kebutuhan dasar (bahan makanan dan pakaian)? soalnya, jeleknya, ada juga pengemis yang membelanjakan uangnya untuk beli zat adiktif (lem, misalnya)

saya dan temen-temen sering nih, eksperimen soal ngasih uang/makanan. rata-rata, ngga mau dikasih bahan makanan...tapi, mudah2an aja dipake modal usaha. tapi kalo ketemu orang yang sama setelah bertahun-tahun, saya jadi ragu, jadi apa duit yang dia peroleh tiap hari itu..

ketidakmampuan mengelola uang, adalah satu masalah sendiri lho... dan dari pengalaman, solusinya mudah: catat pengeluaran dan pendapatan, supaya kita tau, seberapa efektif alokasi keuangan kita. kasus favorit saya, adalah cerita temen yang mendampingi masyarakat miskin kota di Jakarta. anak-anaknya ngga bisa sekolah, karena orangtuanya ngga mampu bayar uang iuran sekolah, buku dan seragam, yang rata-rata perbulannya sekitar Rp. 30.000. tapi, di lain sisi, si bapak, bisa abis rokok sebungkus sehari. rata-rata harga rokok sebungkus, misalnya 5000, kali tigapuluh hari jadi 150.000. jadi kalo si bapak berenti ngerokok, itu uang bisa buat bayar iuaran sekolah 5 orang anak! atau tiga orang anak plus tabungan masa depan saat dia kuliah nanti! keluarga itu sadar setelah mencatat pengeluaran dan pendapatannya, dan si bapak memutuskan untuk mengurangi jatah rokoknya jadi setengah bungkus sehari.. lumayan :-)

tapi mungkin pengemis itu belum kepikiran untuk nyatet pengeluarannya, jadi aja mereka belum bisa efektif. nah, kalau kita kenal betul masalahnya apa, kita bisa bantu menyelesaikannya kan? alih-alih dikasih uang, mending dikasih ide untuk mengelola uang yang didapat dari mengemis itu... :-)

tapi, memang, mengenal masalahnya berarti mengenal orang-orangnya. mungkin malah satu persatu, kalau kita tidak ingin men-generalisir solusi. kita belajar saja dari kasus BLT kemarin, di tingkat akar rumput, masalah-masalah baru timbul.. (penipuan, ketidakpuasan sebagian pihak, ketidakefektifan penggunaan dana,.. dll). benar-benar kebijakan populis yang membodohkan .. :-)

emang sih, masalah ini, di UUD juga udah diatur (bahwa orang-orang miskin dan anak-anak terlantar dipelihara negara,.. lupa pasal berapa hehe..) tapi masalah sebenernya aku udah ngga mudeng lagi sama UUD setelah ada revisi, jadi ngga bisa menunjuk hidung pemerintah, yang dulu, sebenarnya adalah pihak yang tanggung jawabnya lebih besar. tapi dengan dana BLT, saya beranggapan negara sebenarnya masih bertanggungjawab sama mereka.

tapi, sudahlah, ngga perlu tunjuk hidung siapa-siapa.. :-)

kita berusaha semampu kita, dan yakinkan usaha kita itu untuk menuntaskan masalah, bukan bikin masalah baru lagi.. kalo kita, umumnya bilang: kasih kail, jangan kasih ikan...

gitu kira-kira :-)

Thursday, March 08, 2007

salah siapa..?

seorang mahasiswa tingkat awal, ikut sebuah workshop. dia berada sekelompok sama senior-seniornya, yang notabene, dari segi ilmu sudah lebih mumpuni. dalam diskusi, dia hanya diam. pendapatnya tidak keluar. mungkin minder didepan seniornya. seorang teman berkomentar: "salah sendiri, dia diam."

seorang ibu muda kurus kering meminta-minta di perempatan jalan, menggendong seorang anak. entah anak siapa. "kasian pak, dua hari belum makan..." orang dalam mobil berkata: "salah sendiri, malas. jadi aja ngga bisa makan"

benarkah semata-mata mereka yang salah?

bagaimana dengan kondisi di sekitarnya? kondisi di sekitarnya yang mungkin memaksa mereka untuk berbuat seperti itu...bagaimana dengan kebijakan pemerintah? bagaimana dengan keterbatasan pemahaman? bagaimana dengan ketidaktahuan apa yang harus diperbuat?

ketika seseorang tidak tahu apa yang harus diperbuat, salah siapakah itu? dia yang tidak tahu, atau kita yang tidak memberi tahu?

lebih dari itu, apakah kita sudah memahami masalahnya dengan baik, daripada sekedar berkomentar: "salah sendiri!"

Monday, January 29, 2007

gosip adam air

melihat sebah acara talkshow di stasiun TV swasta yang membahas soal pesawat Adam Air yang hilang. talkshow ini dihadiri oleh dua orang profesor. yang satu sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia, lainnya mantan ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi.

si pembawa acara, bertanya mengenai apa yang terjadi dengan pesawat Adam Air yang hilang tersebut. dijawab dengan ringan oleh mantan ketua KNKT, "pertanyaan anda itu mudah ditanyakan, namun sulit dijawab.." kemudian beliau bercerita tentang beberapa kemungkinan penyebab kecelakaan, dengan tambahan bahwa, secara statistik, kesalahan yang sering terjadi adalah human error.

sekilas saya menangkap, jawaban pak profesor tidak nyambung dengan pertanyaan, tapi kemudian saya sadar, bahwa pak profesor sedang tidak berspekulasi.

kemudian masih dalam acara yang sama, si pewawancara bertanya bagaimana pendapat mereka yang diwawancara mengenai informasi yang didapatkan si pewawancara (entah sumbernya dari mana), tentang pilot Adam Air yang sebenarnya sudah diperingatkan oleh menara pengawas di bandara Makasar mengenai cuaca buruk, namun tetap terbang.

sepintas jawaban yang saya inginkan, atau mungkin juga si pewawancara ingin dengar misalnya, "iya tuh, emang salah si pilot udah dibilangin cuaca buruk, sampai-sampai ada beberapa penerbangan yang re-routed ke Balikpapan, ee,.. malah nekat..kat..kat.., jelas ini salahnya Adam Air!"

oo, ternyata mereka tidak bereaksi seperti itu. mereka hanya bilang bahwa cuaca buruk sebetulnya bukan masalah bagi pilot yang terlatih.

dan informasi bahwa menara pengawas Makassar telah memperingatkan pilot Adam Air mengenai cuaca buruk, terpatahkan dengan sukses ketika si pembawa acara sendiri mewawancarai Hatta Rajasa via telepon di acara tersebut. what an idiot gossip makers..

ini juga yang bikin informasi jadi simpang siur, di awal hilangnya adam air. informasi yang ngga jelas sumbernya, diangkat jadi berita nasional oleh media. dan lucunya, ketika tidak terbukti, media-media kita yang budiman ini malah menuding pemerintah lambat dalam menangani kasus ini, dan lambat dalam memberikan informasi. lepas dari keterlambatan, kehati-hatian dan kepastian dalam memberikan informasi, mesti tetap diperhatikan.

ini bedanya tukang gosip dan cendekiawan. tukang gosip menelan bulat-bulat informasi yang diterima. kalaupun ada dasarnya, perbandingan antara dugaan dan kenyataan objektif mungkin sekitar 80:20.

tapi justru orang yang menjawab berdasarkan statistik, itu ngga populer. bersikap objektif dan saintifik memang dingin dan berjarak. beda sama gosip yang selalu hangat. saking hangatnya, sampe membakar emosi..

jadi ngga salah omongan Effendi Gazali, dalam salah satu wawancaranya, ketika ditanya soal dunia pertelevisian : "Tidak banyak yang berubah dari dunia televisi kita, semua hanya membuat kita menjadi goblok permanen."

Monday, January 08, 2007

anak kampung vs anak kota

waktu dengar cerita tentang anak salah seorang dosen yang diikutkan les ini dan itu, sambil menjalani terapi untuk autisme yang dideritanya, saya tiba-tiba tersadar bahwa kedua bentuk itu seperti jadi trend untuk anak-anak jaman sekarang. o ya, tambah satu lagi, kegiatan pre-school dan playgroup.

kadang, kegiatan playgroup dan preschool ditambah les ini dan itu, memakan waktu seharian penuh. jadi si anak berangkat bersamaan dengan orang tuanya, untuk kemudian dijemput di sore hari. di waktu-waktu luang, si anak diasuh oleh baby sitter.

sementara itu teman kantor, masih ada yang rela bolak-balik pulang ke rumah pada jam istirahat dan kembali lagi, hanya untuk menyusui anaknya. dia memilih ASI eksklusif selama 6 bulan, ketimbang menggantinya dengan susu kaleng seperti yang biasa dilakukan ibu-ibu masa kini.

sementara masa kecil bapakku, dihabiskan dengan, tentu saja, ASI ekslusif - karena susu kaleng belum ada. kegiatan preschool dan playgroup digantikan dengan berenang di sungai, menangkap ikan, mencari durian jatuh, menyadap karet, bermain di malam bulan purnama, dan mengaji. bersama teman-teman. tanpa seragam. tanpa baby sitter. tanpa televisi. tanpa batas waktu. tanpa pilihan yang ditentukan oleh guru preschool...

dari generasi susah sejaman dengan bapak saya, telah banyak lahir maling, koruptor, kritikus garis keras, penulis, penyanyi, pemain film, tapi jarang politikus jujur.

cuma waktu yang bisa kasih jawaban, akan jadi apa anak-anak yang saat ini dicekoki seabreg kegiatan di usia yang sangat dini. dibatasi pilihan bermainnya. disodori tontonan penuh kekerasan - fisik dan psikis, serta hawa 17 tahun ke atas. tidak ketinggalan mall sebagai pengganti tanah lapang tempat bermain, asap knalpot, susu kaleng dan..makanan sampah.

tapi di sisi lain ditunjang dengan kemajuan teknologi, kemudahan pilihan, dan akses terhadap informasi.

i hope for the best.

i really do... :)

Thursday, December 28, 2006

rapat internal

untuk bos-bos feodal yang memperlakukan teman sekerjanya seperti robot,
untuk manusia-manusia kerdil yang disebut karyawan
: jaman sudah lama berubah...


rapat internal hari ini membicarakan tentang apa yang akan kita lakukan tahun depan. seperti perusahaan, kantor ini juga ingin punya annual plan. lalu pak bos mengumpulkan semua warga kantor. dari mulai OB, sampe koordinator-koordinator. pak bos kemudian bertanya, apa yang ada di benak kami... apa yang ingin kami lakukan di tahun depan? apa yang ingin kami lakukan untuk membuat kantor ini lebih baik, agar tetap berkembang dan survive? mulai dari hal-hal yang biasa kami temui dan kami kerjakan sehari-hari.

terperangah kami dibuatnya. kelakuan pak bos ini memang beda dengan bu bos - bu bos terdahulu. dia tanya pendapat kami,... bayangkan itu!!! kami terharu sekaligus bingung. kami ini biasa disuapi. kami tidak pernah diajak rapat internal macam begini. suara kami tidak pernah didengar. keluhan kami dibiarkan. kami tidak memiliki tempat ini. kami tidak peduli. mungkin masih untung juga kami masih punya pendapat. belum sepenuhnya jadi robot.

kami setengah tidak percaya pertanyaan ini. kami pikir, kami akan disuapi program tahun ini, lalu diminta bertanggung jawab untuk ini dan itu. kami dibayar, lalu tutup mulut. tapi lalu, kami ditanya, apa yang ingin kami lakukan. terlalu lama kami disuapi. terlalu lama kami dikerdilkan.

setelah kepergian survey saya kemarin disesaki pekat hawa feodalisme, hari ini saya pulang disambut dengan angin sejuk kesetaraan!

sayang, pak bos hanya setahun menjabat. tahun depannya lagi,... siapa yang tau... tapi mudah-mudahan tahun ini kami belajar. dipandang sebagai manusia dewasa. jadi orang merdeka.

Friday, December 15, 2006

OS - kegiatan tidak berguna

ini adalah cerita tentang pergolakan batin. sebuah perang dalam diam... hehe..

kemarin, saya diminta mewakili pusat penelitian pariwisata untuk menghadiri acara sarasehan sehari tentang Penjaminan Mutu ITB, aspek Pendidikan, Penelitian dan Kemahasiswaan.

Isu lama yang diangkat, kecuali dengan perspektif baru. bahwa ITB akan menjadi research based institute, isunya sudah beredar semenjak Pak Djoko Santoso menggantikan Pak Kusmayanto. tapi tahunnya kapan, itu yang baru saya tau: 2008. pastinya seperti apa, saya masih belum paham. dimana posisi Kelompok Keahlian, Program Studi dan Pusat-pusat Penelitian saat itu, dan bagaimana hubungan diantaranya, mesti diperjelas. mungkin buat saya, karena kebanyakan yang hadir adalah tetua-tetua yang dulu, waktu isu PAU mau dibubarkan, ikut kebakaran jenggot bikin Roadmap.

dan saya menemukan momen-momen yang menyenangkan ketika bertemu beberapa dosen, dan terutama, kesempatan bertemu bapak rektor yang baru, Pak Djoko. orangnya imut, kata temen saya, kecil-kecil tapi pinter. dan satu lagi, dia senang sekali melucu. dengan logat jawa yang kuentel buanget :) maksudnya mungkin bukan melucu, tapi nyepet dekan-dekan yang ngga tau kondisi fakultas yang dipimpinnya, tapi sepetannya pake bahasa jawa. lucu.., Jangan salah sangka, saya tidak menghina, saya suka sekali orang ini.

namanya juga hidup, ada senang ada susah... giliran wakil rektor bidang kemahasiswaan DAN ALUMNI (katanya baru baru ini rektorat memutuskan ingin mengurusi alumni.. setelah sekian lama..!!)
yang presentasi. Pak Widyo, sebut saja begitu, karena memang itu nama beliau. yang dibahas adalah upaya-upaya untuk mempertahankan mutu dan kualitas mahasiswa ITB. dari mulai masalah IPK sampai karakter.

target 50% mahasiswa ITB lulus tepat waktu dengan IPK minimum 3,00 sudah dipenuhi. selamat. sekarang karakter. Pak Widyo mengidentifikasi, karakter mahasiswa ITB sebagai berikut (sebetulnya ada 5, tapi ini yang berhasil saya ingat, karena ternyata hand out presentasi beliau tidak ada dalam seminar-kit saya):
- tingkat stress tinggi
- tingkat adaptasi kurang
- tidak bisa bekerjasama

jadi pak widyo masih punya PR. sehubungan dengan mutu ITB, sebagai sebuah institusi pendidikan, maka tugas ITB yang utama adalah mendidik. meskipun Pak Togar dari SBM tidak sepakat dengan instilah pendidikan, tapi lebih setuju dengan istilah pengajaran.

anyway,.. ngomong ngomong soal character building, saya justru heran, kenapa atas restu rektor, wakil rektor bidang kemahasiswaan mengintervensi habis-habisan kegiatan kemahasiswaan. bentuknya: OS dihapuskan. restrukturisasi Keluarga Mahasiswa ITB. Himpunan harus bertanggung jawab pada ketua Program Studi atau Jurusannya masing-masing. dan lain-lainnya.

Pak Widyo juga, dengan maksud bukan bercanda - saya yakin - menyebut OS sebagai sesuatu yang tidak berguna, himpunan yang belum mengadaptasikan aturan-aturan ITB sebagai himpunan dengan tingkat kebudayaan yang rendah. beliau juga menyinggung mengenai struktur Keluarga Mahasiswa ITB, dan cita-cita mahasiswa ITB untuk membentuk student government, dengan nada yang meremehkan. dan yang ditakutkan Pak Widyo adalah, bahwa beliau tidak bisa membayangkan kericuhan yang akan terjadi di kampus bila organisasi mahasiswa kampus bertendensi politik, ketika suhu politik memanas.

saya sungguh berharap saya bisa tetap objektif saat ini, karena saya betul-betul kecewa dengan rektorat saat ini. dengan menyandang nama ITB dan 'kebijakan kekanak-kanakan' yang diberlakukannya, buat saya, rektorat mencoreng muka sendiri.

Pak Johny Patta, yang jadi moderator saat itu sempat berkelakar: "kebetulan saya dulu bekas ketua himpunan, pak.. jadi kalau dulu saya dengar bapak ngomong begini, saya sudah ajak teman-teman untuk demo"

saya tidak bisa menahan keinginan saya untuk bicara. minimal menyamakan persepsi dengan Pak Widyo mengenai definisi OS. sayang sekali waktunya habis dan saya tidak kebagian bertanya. tapi saya merasa cukup terwakili, karena waktu itu Pak Taufik, dosen saya, sempat angkat bicara. terkait dengan isu tersebut ada dua hal yang beliau tanyakan:
1. Pak Taufik tanya tentang intervensi yang dilakukan oleh kantor Pak Widyo tentang kegiatan kemahasiswaan, apakah tidak terlalu banyak?
2. keterlibatan mahasiswa dalam isu-isu politik sebenarnya debatable. Pak Taufik sendiri percaya, inisiatif yang diambil mahasiswa, dan salah satunya mahasiswa ITB, menjadi momen penting dalam perubahan bangsa.

karena waktu yang mendesak, pertanyaan Pak Taufik hanya dijawab 1: kita harus membedakan mahasiswa sebagai student dan mahasiswa sebagai warga negara. untuk kegiatan politik, lakukan saja di luar kampus.

saya ketemu dengan Firman, di Salman, tadi. Istrinya, kebetulan jadi panitia di acara kemarin, jadi dia sempat mendengar sedikit cerita dari istrinya. dari kawannya, saya tau Pak Widyo itu alumni Geodesi '70.

saya tidak tau bagaimana keadaan Ikatan Mahasiswa Geodesi (IMG) waktu itu, tapi, kalau melihat kenyataan, minimal sampai tahun 2003 saat saya meninggalkan dunia mahasiswa, saya setuju OS IMG HARUS DIHAPUSKAN.

berdasar pengalaman itu, Pak Widyo mungkin menyamaratakan semua bentuk OS. OS itu kegiatan tidak berguna, saya tidak setuju. saya sendiri merasakan perubahan setelah saya mengikuti OSKM, dulu waktu baru masuk ITB. waktu itu saya diminta untuk membantu guru SD yang sedang mengajar. kami ada di sana dan membantu guru itu mengajar. di situ saya bisa melihat kesenjangan dalam pendidikan dan betapa hanya mereka yang punya uang saja yang bisa sekolah. kesempatan seperti ini, mungkin tidak akan saya dapatkan seandainya saya tidak ikut OSKM waktu itu.

kecuali beberapa hal 'aneh' yang saya tidak mengerti untuk apa dilakukan, saya pikir OS secara keseluruhan tidak perlu dihapuskan. jangan salah tangkap. yang saya bicarakan adalah OS dalam bentuk suatu upaya perubahan cara pandang dan sikap, bukan diisi dengan perploncoan dan ajang unjuk senioritas. saya menentang keduanya sebagai bagian dari budaya feodal.

diantara presentasinya, Pak Widyo juga menyinggung, bahwa "OS itu kegiatan yang tidak pake mikir".. kalau OS IMG mungkin ya, tapi OS himpunan saya dulu (saya hanya tau himpunan saya, dulu) tidak begitu. selain karena memang kita masih belajar untuk 'mengajar' (bukan 'menghajar'), dan jadwal kuliah dan praktikum yang cukup padat, saya pikir prosesnya berjalan baik. OS di himpunan saya, dulu, adalah transfer ilmu dan nilai. saya dengan yakin bisa bicara bahwa kontak fisik dan perploncoan tidak kita lakukan. apakah proses belajar mengajar seperti ini juga yang akan dihapuskan?

dan, Pak Widyo juga bisa tanya kawan-kawan yang menangani OSKM. Berapa BULAN mereka rapat untuk mempersiapkan materi dan teknis acara yang berlangsung seminggu itu. masih bisa bilang OS itu kegiatan yang tidak pake mikir?

soal ITB dimasuki kekuatan politik, saya pikir Pak Widyo mungkin terlalu sibuk dan lupa melihat beberapa kejadian:
1. Ormas PRD yang ada di kampus, diminta untuk keluar kampus, karena dikhawatirkan 'mewarnai' kampus.
2. Ormas PDI-P yang memaksa masuk kampus untuk mengawal Presiden Megawati, ketika akan masuk kampus ITB disambut dengan penolakan mahasiswa. lagi-lagi karena dikhawatirkan mewarnai kampus.

saya tidak aktif di Keluarga Mahasiswa ITB, tapi dari dua kejadian itu, saya yakin, kekhawatiran Pak Widyo terlalu berlebihan.

saya setuju, berhubungan dengan penjaminan mutu ITB, kegiatan kegiatan kemahasiswaan ITB juga harus sesuai dengan kerangka visi-misi dan nilai ITB.

sehubungan dengan character-building, tidak bisakah ITB bersikap lebih terbuka? saran saya, bisakah mahasiswa diberi pengertian, bahwa ada visi yang ingin dicapai ITB-BHMN, lalu diajak mendukungnya dengan cara bla..bla..bla...
artinya kegiatan mahasiswa disimpan di dalam kerangka ITB-BHMN. biarkan mereka 'bermain' cukup bebas dengan kerangka dan nilai tersebut. saya yakin, mahasiswa ITB cukup dewasa dan cerdas untuk mengenali batas-batas tersebut. merdeka toh bukan tanpa batas, tapi batas yang terlalu sempit mengekang bisa dikenali sebagai bentuk penjajahan.

pembatasan-pembatasan, intervensi yang terlalu jauh, saya pikir akan menghalangi mahasiswa untuk mengembangkan ide dan pemikirannya. Alih-alih membangun karakter yang baik, malah bisa berbalik menjadi karakter yang kerdil, tidak percaya diri, dan cenderung jadi robot.

kecuali visi misi ITB-BHMN adalah untuk 'mensuplai tenaga kerja untuk menunjang pengembangan industri di indonesia', sehingga dengan itu dibutuhkan manusia-manusia terprogram sebagai tenaga kerja (dan bukan manusia yang cerdas, kreatif yang bisa jadi panutan, seperti yang dikatakan Pak Widyo sendiri) ya... cara yang sekarang ini sudah benar dilakukan.

menunjang ITB sebagai universitas yang berbasis pendidikan dan penelitian, serta pengabdian masyarakat, kita boleh berbangga dengan mahasiswa-mahasiswa kita. kegiatan Farmasi Pedesaan (Fardes) itu bukan ada semenjak Pak Widyo menjabat, tapi sejak saya masih anak ingusan di kampus gajah duduk ini. KM sendiri, pernah akan mengadakan kegiatan serupa, yaitu desa binaan, dengan mengerahkan semua elemen himpunan di kampus. saya yakin, himpunan lain pun sempat berpikir begitu. konsep saya tentang himpunan, dulu, bahwa himpunan itu adalah sarana untuk mahasiswa mengaplikasikan apa yang ia pelajari di bangku kuliahnya, sehubungan dengan keahliannya. dan bapak boleh lihat, kegiatan apa yang sudah ditangani mereka, saat ini. itu sebabnya saya yakin, bila diberi kerangka yang baik dan dibiarkan untuk berkembang sendiri, hasil yang dihasilkan pun pasti baik.

pesan saya anggap mereka rekan bukan musuh, anggap mereka subjek, bukan objek.

dan buat kalian yang masih mahasiswa: "manaaa ekspresinyaaa....???" hehehehe...

Thursday, December 07, 2006

musim hujan dan aa gym

aah,... setelah dilanda panas berbulan bulan lamanya,.. Tuhan Maha Adil memberikan kesejukan luarrr biasa.. tidak ada yang lebih saya sukai daripada musim hujan. mungkin karena belon pernah keluar dari daerah tropis,... hehe..

anyway... musim hujan adalah musim berkembang biak, karena sumberdaya melimpah ruah. air banyak, kelembaban cukup... biji biji berkecambah, hewan hewan mulai kawin. minggu lalu, di kolam di taman ganesha, rampak sekar kodok-kodok sudah terdengar... what a beautiful season!!!

dan kita manusia juga begitu.. konon katanya, udara yang dingin membuat kita tidur lebih cepat dan frekuensi intercourse menjadi meningkat, apalagi kalau tidak ada kesibukan yang lain..again, what just i told you? it is,... a beautiful season...!

tapi, ada yang turun pamor di musim ini. beberapa jam setelah berita second marriage-nya aa gym tersiar di televisi, sekitar 2000 klien alquran seluler langsung unreg!.. whew...! meskipun saya mengutip dari sumber yang tidak jelas (kata temen), tapi beritanya cukup mencengangkan..

belum lagi komplain tak berujung-pangkal dari kawan kawan di kantor - yang kebanyakan ibu-ibu...

don't get me wrong, i am not agree with what he did either..
boys, don't get me wrong... what can i do? i'm feminist by the heart...




Tuesday, October 03, 2006

kemarau...


kemarau ini rasanya kian kepanjangan. sepanjang antrean di pantat truk PDAM. sepanjang pengharapan ngocornya air ledeng di tengah malam. menjelma menjadi mimpi indah.

menunda mandi atau buang air besar. cucian makin menumpuk... berharap... berharap...menanti...menanti...

di tikungan jalan, seorang pemuda mencuci motornya. dengan air bersih.
di perempatan, seorang bapak menyirami jalan. dengan air bersih.

di depan rumah tetangga si gani menolak dibayar waktu dimintai air dari sumurnya yang tak kering.

"jadi sepuluh galon ya, gan? nih...!" (menyodorkan uang sepuluh ribu)
"tak semua bisa dibeli..." (sambil berlalu)

di tikungan jalan, si pemuda tersenyum. motornya mengkilat kembali.
di perempatan, si bapak tersenyum. depan rumahnya yang gundul tak lagi kebul.

di sini, kita mengantri, berharap, menunda,...
tapi konon kemarau begitu panas, sampai membakar habis kebersamaan..

(kami bisa minum airmu, b*dj#^gan!)

Thursday, September 07, 2006

Puteri Indonesia

yap, kita punya putri indonesia yang baru. (yeeee.....yyy... big applause everyone!!)

apakah itu putri indonesia? apakah putri indonesia mewakili perempuan Indonesia? harusnya tidak. secara statistik tidak dapat diterima. galatnya terlalu besar. lalu buat apa ada putri indonesia?

"Menjadi Puteri Indonesia sebagai Duta Bangsa dalam berbagai event pada forum-forum nasional maupun internasional untuk memperkenalkan Indonesia, Pariwisata, Budaya, Ekonomi, Komoditi Perdagangan Indonesia." sumber

begitu kata Yayasan Putri Indonesia. Masalahnya, apakah kita perlu orang khusus untuk melakukan itu? apakah kita butuh "duta bangsa" untuk itu? apakah ada perubahan signifikan terhadap ekonomi Indonesia, pasca dan post penobatan Putri Indonesia? apakah ada evaluasi terhadap kinerja sang "duta bangsa"?

I dare to say "Hell no! Nothing!"

oke kita terima dulu, bahwa Putri Indonesia itu sudah ada. apa dasarnya seseorang terpilih jadi Putri Indonesia?
konon katanya ada prinsip 3B (beauty, brain, behaviour) yang dijadikan dasar pemilihan (lebih jauh, cek ke sini). dari pemilihan mojang jajaka sampe miss universe, sampe pemilihan Miss Campus (ide gila yang dicetuskan beberapa tahun lalu di kampus gadjah duduk, entah oleh siapa, tapi saya menghargainya sebagai terobosan di tengah stagnansi dinamika kampus. well at least you fired up a controversy. selamat!!!)

dasar pemilihannya subjektif, tapi berusaha diperkecil galatnya dengan pooling SMS. hasilnya? masih ingat rame rame wawancaranya Mbak Nadine kemarin. jadi, hanya begitu produk gebyar gebyar kontes kecantikan bernama Putri Indonesia?

kata Donald Calne, bahasa berhubungan dengan nalar. berbahasa tidak dapat dilakukan tanpa berbahasa dan berbicara. terlebih lagi, kita menyampaikan nalar dan membangun piranti piranti nalar, yaitu argumen argumen, dengan bahasa. dan Mbak Nadine, jangankan berpikir dan berkontemplasi tentang bangsa dan negaranya,.. atau umat manusia dan bumi ini...(karena Nadine diikutkan jadi Miss Universe, maka "lingkaran kontemplasi" nya tentu harus lebih luas), saya pesimis, merefleksikan dirinya saja mungkin tidak (lihat hasil wawancaranya di sini). dan kalian (karena saya merasa tidak) menggelarinya "duta bangsa"

dan saya masih juga bertanya: apa itu putri indonesia? siapa itu putri indonesia? saya tidak merasa memilih dia, apakah saya bukan orang indonesia? untuk apa ada putri indonesia? apakah putri indonesia bisa menyulap hilang kemiskinan? buat apa putri indonesia?

saya tidak butuh putri indonesia.

mending biaya untuk pemilihan putri indonesia dikasiin buat kredit usaha kecil....

pointless contest for pointless purpose.
made by pointless people, for pointless person.
and we, say "amen" to such.
what a sad pointless nation!

Tuesday, August 29, 2006

kelong wewe

Yeuh! hayu geura gede..
Endonesa geus direbut kelong wewe
Lamun maneh cicing wae teu kabere
Mun teu kabere mendingan cicing wae
Budak Baheula - The Panas Dalam (download)

ternyata urusan SIM yang ditahan di pengadilan sejak tanggal 11 agustus itu berkepanjangan. dengan dalih tidak ada sidang di pengadilan, oknum pengadilan berinisial AS itu meminta saya untuk menebus uang denda sebesar 75000 ribu rupiah saja. kesal dengan segala kegilaan, karena ditilang dengan alasan yang, menurut saya, tidak masuk akal (- karena tidak punya lampu rem, dan itu termasuk kesalahan berat..), dan ketidakjelasan kapan akan diadakan sidang tilang, saya menawar: "50 ribu saja atuh pak..".

angka itu keluar setelah angka angka dibawahnya ditolak mentah mentah - sampai sampai saya bilang: "lebih dari itu, SIM saya buat bapak saja, saya mah ridho lillahita'ala!"

kami setuju. tapi saya diharuskan datang hari ini, tanggal 28 agustus jam 11

perjalanan yang panas berdebu, saya tempuh. demi untuk si SIM. dan ternyata perjuangan itu berakhir sia sia...

sesampainya saya di pengadilan bale endah, oknum AS memberi tahu saya, bahwa semua sidang di bulan agustus di borong ke tanggal 1 september. what the ...??!!!

padahal sebelumnya dia bilang, di sana tidak ada sidang kecuali diadakan (artinya sidang tilang mah ngga jelas,.. ngga kayak di pengadilan bandung yang rutin mengadakan sidang tilang tiap hari jum'at). jadi saya diminta untuk kembali lagi tanggal 1 september 2006 jam 1 siang.

mau menempuh jalan yang benar, tidak ada insentif (minimal mah, kemudahan dalam menempuh proses hukum, lah...). ikut ikutan nyogok juga ngga jelas juntrungannya.

ikut hukum di bejek bejek.. , mending ngelawan. kalo kalah juga sudah berupaya....

dasar kelian kelong wewe!!

Saturday, August 19, 2006

matinya ide...

berbincang mengenang masa lalu bersama kawan kawan di atas bukit gundul yang katanya hanya akan dibangun jalan tapi ternyata sudah dikavling-kavling buat rumah (DADA ROSADA, kamu tukang BOHONG!).

mempertanyakan kenapa sekarang OSKM dilarang... bahkan sangsi DO untuk pelaksana OS dan segala macam bentuknya...

SETUJU!!!

memang OS tidak ada gunanya. buat apa kamu dicekoki dan didoktrin segala macam simulasi penindasan? mereka yang membuat OS itu, mengerti Freire saja mungkin tidak.

tapi kemudian aku bertanya, apakah bentuk orientasi kampus seperti yang dilakukan pada dua angkatan ini juga tidak jauh lebih hina dari OS yang dulu kita dapat? dulu kita dicekoki simulasi orang orang tertindas,... sekarang mungkin lebih parah,.. kamu didoktrin agar lulus cepat, IPK tinggi, cepat bekerja dengan gaji minimal dua juta sebulan.

lalu kemana manusia manusia pembelajar...? lalu kemana perginya eksperimen eksperimen...?

aku dulu didoktrin bahwa mahasiswa itu agen perubahan, sekarang kamu didoktrin bahwa kamu tak lebih daripada robot industri.

duaduanya bohong. kamu manusia. maka jadilah manusia. dan yang aku tau, dulu, menjadi mahasiswa itu belajar jadi manusia seutuhnya. menyadari bahwa tiap manusia punya kekuatan dan tanggung jawab moral, yang sumbernya dari nurani. kamu tidak akan punya itu, kalau kamu kehilangan nurani.

otakmu boleh padat tapi apa gunanya bila hatimu kosong dan dingin?

masalahnya sekarang, apa wahana untuk menyampaikan pesan ini pada mereka? Orientasi yang seperti apa yang bisa mengingatkan anak anak SMA itu, bahwa sudah saatnya mereka belajar jadi manusia seutuhnya. apakah kemudian kita akan menyerahkan segalanya pada waktu? nonsens! manusia bisa jadi seperti sekarang ini, karena terjadi transfer ide dan nilai.

mungkin tidak ada lagi ide yang bisa ditransfer...mungkin kamu sudah terlalu kenyang untuk berpikir tentang lapar.

"kini sejak engkau dikebiri, tidurmu kelelapan. bila kau teruskan tidurmu kau akan jadi kambing..." - saya juga ragu bila ada dari kawan kawan yang tau lirik lagu apa ini....ayo, buktikan saya salah!

Monday, May 29, 2006

pop star killer, my a**!

tadi malam, acara reality show reinkarnasi selesai. aku ngga pernah ngikutin. cuman tau kalo ada acara itu lewat iklannya yang gila pisan! slogannya aja "a pop star killer is born"

gila kan slogannya. udah gitu ada demo lagunya si evo yang mendentum-dentum. top top!

tapi pas liat acaranya, pas liat para calon vokalisnya, dan komentar yang diberikan dewan juri,... somehow i feel that rock and roll spirit have been killed. ngga asik, dan terlalu ngepop?

helmet, salah satu band favorit saya yang suara vokalisnya jelek ngga ketulungan aja bisa jadi salah satu band paling berpengaruh. saat suara vokalnya di poles abis-abisan di albumnya yang terakhir, fans helmet yang lama protes. selain itu karena seluruh personelnya juga pada baru, kecuali si Page Hamilton sendiri. padahal yang paling pas maen drum buat lagu lagu helmet cuman Henry Bogdan. walaupun ada John Tempesta, jebolan Testament sama Frank Bello dari Anthrax, tetep aja aku pikir album terakhir mereka Size Does Matter itu sampah... terlalu banyak di co'o kalo kata orang sunda mah.. suara dipoles, suara gitar kurang kasar, bas terlalu mendem, dan terutama ketukan drumnya yang bikin lagu helmet jadi melempem. i like it raw, please... :)

dan pada akhirnya, yang dihasilkan dari acara itu adalah vokalis yang sesuai dengan selera pasar. pasaran. ketika si vokalis baru itu nyanyi,.... hmmm,... yah, evo cuman band pop, boneka industri musik.... sama dengan komentar si pembawa acara di akhir acara reinkarnasi itu: semoga evo bisa memberikan warna baru di industri musik indonesia! Industri, coy!

so where's the "pop star killer" that have born? for me, they are just another pop star that have to be killed...:)