Tuesday, October 31, 2006

menanggapi komentar obot,...

makasih obot,... atas ralat dan kesediaan waktu buat baca tulisan beginian. lebih lebih lagi untuk komentarnya yang dituliskan, hehehe...

o : 'nothing makes sense..' itu ujaran dobzhansky, bukan wilson.
p : yap saudara saudara sekalian: "Nothing makes sense..." itu ujarannya Theodore F. Dobzhansky, bukan Edward O. Wilson

o : gue binun. kenapa berkata 'mungkin' disebut kegagalan bernalar? tidakkah hipotesis adalah cara berkata 'mungkin'..?
p : ya betul. kata 'mungkin' memang jadi hipotesis. tapi dalam kaitan dengan pembahasan pertentangan evolusionis-kreasionis, bukan kata 'mungkin' yang diharapkan. probabilitas yang diperlihatkan secara statistik, menurut saya lebih pas. tapi, seperti yang kita tau, teori evolusi adalah lautan hipotesis..masalahnya mungkin karena kata 'mungkin' tidak terukur. probabilitas satu banding sepuluh pangkat tigapuluh juga masih bisa disebut 'mungkin'.

o : perbedaan 1% itu bukan sains.. tapi katalog informasi. Dengan bernalar kita bisa tahu bahwa 1% itu ternyata bisa menentukan apakah si mahluk sintas ('survive') atau punah.
p : kita tau bahwa ada perbedaan 1%, dilakukan lewat bernalar. maksud dari paragraf yang saya tulis itu (tulisannya liat di sini, paragraf ke 5) adalah bahwa kita hanya bisa menempelkan atribut lanjutan seperti: "dengan 49% mata, makhluk A bisa sintas. dan makhluk B dengan 48% mata bisa menghasilkan keturunan". itu saja. tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk. begitu maksudnya. di paragraf berikutnya baru dibahas, bahwa kata-kata 'lebih baik' 'lebih buruk', itu adalah atribut tambahan yang kita tempelkan, dan bersifat subjektif. seperti yang elu bilang, dalam kerangka sains, kita harus objektif.

paragraf berikut mungkin penting untuk menutup tulisan saya kemarin:
Calne sendiri, di bagian akhir bukunya mengatakan bahwa nalar dan emosi saling berkelindan melatarbelakangi semua perbuatan dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manusia. jadi sebetulnya kita tidak mungkin dapat benar benar memisahkan antara nalar dan emosi. memang tidak ada manusia yang bernalar sepenuhnya, pun tidak ada manusia yang hanya menggunakan emosi sepenuhnya.

3 comments:

obot said...

gue selalu menyempatkan nengok planet biophilia, pik.. walaupun mentok2nya seminggu sekali juga.. dan menyempatkan berkomentar kalau ada ide.. :P

knya gue belum nangkap jawaban kenapa berhipotesis itu disebut sebagai kegagalan bernalar. itu adalah proses bernalar.. bukan kesimpulan akhir. bahkan tidak ada kesimpulan akhir dalam sains, karena endless peer-review process senantiasa berlangsung (?). teori evolusi adalah hasil peneguhan beragam hipotesis (dalam bahasamu: lautan hipotesis).

dan selama belum ada yang menyatakan sebaliknya..sampai sekarang teori evolusinya masih sahih.

paragraf terakhirnya enggak penting, pik.. tapi penting banget! :) kita enggak bisa bernalar tanpa emosi.

Anonymous said...

duh.. udah lama ga nengok blog ini, sekalinya nengok isinya obrolan bapak-bapak..

btw kalo rima setuju sama obot. atas keterbatasan manusia, kita wajar aja bilang 'mungkin' tanpa dibilang ga nalar.

obot said...

enak aja bapak2.. kakek2 tauk! :P

btw, pik, your last post bernuansa CSD menjelang tutup buku.. :/