Tuesday, August 10, 2010

journey to selflessness

waktu itu, seorang peserta pelatihan di luar sessi bertanya pada saya: bagaimana kita menghitung berat bumi? saya tersenyum, menahan diri untuk tidak tertawa. bayangkan! menghitung berat bumi? pekerjaan sia-sia macam apa itu???

ditengah keheranan saya, saya bertanya: "kenapa kamu mau mengetahui berapa berat bumi?" jawabannya simpel: "supaya saya tahu, berapa banyak jumlah orang yang bisa tinggal di bumi. seperti truk yang kalau di beri muatan berlebih, bumi juga mungkin bisa rusak kalau kelebihan beban." saya separuh terharu. lalu perlahan saya jelaskan, bahwa di bumi, tidak ada yang keluar, dan tidak ada yang masuk. semua terbentuk dari dalam bumi. manusia, dalam tradisi agama diciptakan dari tanah, tanah yang berasal dari bumi. manusia dan seluruh makhluk hidup di bumi itu seperti tanah yang dirangkai kembali. dan ketika kita mati, tubuh kita akan terurai, menjadi bentuk-bentuk kehidupan yang lain. begitu seterusnya. jadi massa bumi seharusnya tidak dipengaruhi oleh seberapa banyak manusia yang tinggal di dalamnya. masalahnya adalah apakah ada cukup tempat dan kemampuan untuk alam di bumi untuk menunjang sebegitu banyaknya manusia?

tiba-tiba saya seperti disadarkan oleh pertanyaan ini dan dari penjelasan yang saya berikan. kita ini bukan siapa-siapa. tubuh kita, cuma dibentuk oleh molekul-molekul yang kita pinjam sementara dari alam. nanti, setelah kita mati, kita akan mengembalikan semua molekul yang kita pinjam ini. pengalaman kita? kesadaran kita? katanya, itu membedakan kita dari hewan. tapi kita tidak membentuk kesadaran-kesadaran kita itu. kesadaran-kesadaran kita hanya produk dari struktur biologis yang bertemu dengan struktur-struktur sosial dan alam dalam jejaring peristiwa yang kita alami dalam rentang waktu dan ruang selama kehidupan kita. lalu, dengan apa kita akan memaknai keberadaan kita?

sadarkah kalau kita bukan siapa-siapa?

No comments: