kemarau...
kemarau ini rasanya kian kepanjangan. sepanjang antrean di pantat truk PDAM. sepanjang pengharapan ngocornya air ledeng di tengah malam. menjelma menjadi mimpi indah.
menunda mandi atau buang air besar. cucian makin menumpuk... berharap... berharap...menanti...menanti...
di tikungan jalan, seorang pemuda mencuci motornya. dengan air bersih.
di perempatan, seorang bapak menyirami jalan. dengan air bersih.
di depan rumah tetangga si gani menolak dibayar waktu dimintai air dari sumurnya yang tak kering.
"jadi sepuluh galon ya, gan? nih...!" (menyodorkan uang sepuluh ribu)
"tak semua bisa dibeli..." (sambil berlalu)
di tikungan jalan, si pemuda tersenyum. motornya mengkilat kembali.
di perempatan, si bapak tersenyum. depan rumahnya yang gundul tak lagi kebul.
di sini, kita mengantri, berharap, menunda,...
tapi konon kemarau begitu panas, sampai membakar habis kebersamaan..
(kami bisa minum airmu, b*dj#^gan!)
2 comments:
di mana ini pik? di bandungkah?
di cimahi, di rumahku yang selama ini ngga pernah kekeringan, pen... karena suplai air dari situ lembang ngocor terus...
sekarang cai di cimahi, tidak lagi mahi (mencukupi) kebutuhan orang, pen...
Post a Comment