Monday, October 30, 2006

catatan acak tentang nalar dan emosi (1)



Argumen berdasarkan keteguhan hati,... begitu kata Richard Dawkins mengomentari argumen argumen yang diajukan oleh kreasionis. Seperti yang disebutkan Donald Calne, kita mungkin akan menyebut argumen argumen seperti itu sebagai "argumen berdasarkan intuisi". padahal sebetulnya, argumen berdasarkan emosi.

Dawkins juga bilang, bahwa Homo sapiens adalah satu-satunya spesies yang haus dengan jawaban dari pertanyaan pertanyaan. termasuk didalamnya adalah pertanyaan 'mengapa?'. padahal untuk beberapa hal, pertanyaan 'mengapa?' itu tidak pantas diajukan, setulus apapun pertanyaan itu diajukan. tapi beberapa dari kita hidup dengan mengagungagungkan rasionalitas. ingin mendengar jawaban yang rasional, masuk akal. jawaban seperti "gua mau aja.." atau "lagi pengen euy", dipandang sebelah mata. padahal mungkin jawaban itu adalah jawaban yang paling jujur. jawaban jujur, untuk pertanyaan yang tidak pantas diajukan. mungkin...

kata Calne, pada dasarnya kita merasa nyaman dengan sesuatu. ini adalah emosi. berbeda dengan nalar, emosi butuh pemenuhan. pemenuhan ini yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu.

di sisi lain, kecenderungan rasa haus akan jawaban dari pertanyaan pertanyaan itu lah yang mendorong kita untuk bernalar. bahkan menalari emosi. seperti kata Calne, kita mencoba menalari emosi dengan kata kata 'intuisi'

kalau sudah begitu, saya jadi berpikir... lantas apa bedanya seorang kreasionis dengan konservasionis, atau pencinta lingkungan atau pencinta alam? dua duanya punya argumen yang tidak berdasar pada logika, dua duanya 'bernalar' dengan hati. dua duanya mengajukan argumen berdasarkan keteguhan hati.

contoh kecil,.. seperti yang ditulis Dawkins, "apa gunanya separuh mata? kata orang orang kreasionis. jawabannya, tentu separuh mata lebih baik daripada 49% mata, atau 48% mata"... lalu argumen yang diajukan dosen saya dulu, terhadap fenomena 'kerusakan alam': "memang apa definisinya alam itu rusak? pada dasarnya kan, hanya kesetimbangannya saja yang bergeser"

No comments: