Monday, March 20, 2006

PKI

"politik itu barang kotor" - soe hok gie

dua malam yang lalu, nonton Gie. gie-nya sendiri sih ngga menarik. buat saya yang menarik itu konflik antara militer dan PKI dan kehadiran PKI di tengah masyarakat. bagaimana PKI disanjung-sanjung, dan kemudian dengan seketika terhempas terbalik jadi dibenci masyarakat.

kalo cerita mama sama mbah-ku, fenomena PKI itu di masyarakat itu aneh. dengan paham komunisme-nya dia menjanjikan perubahan nasib lewat perubahan sistem. masyarakat seperti terlena, masuk alam mimpi tentang perbaikan dan perubahan. padahal waktu itu, kata mama minyak tanah dan segala kebutuhan pokok masih susah didapet. mesti antri setengah harian. sepertinya masyarakat punya harapan baru. Kalo di film Gie, digambarin Han - sahabatnya, yang ikut mendukung PKI, karena "Gua mau berubah, Gie".

mbahku dulu diajakin sama tetangga-tetangga waktu itu untuk masuk gerwani. dari cerita beberapa orang, gerwani itu konsepnya bagus. macam PKK di kita sekarang. ibu-ibu itu diajari macem-macem hal, supaya bisa ikut bantu ekonomi keluarga juga. tapi ya begitu, karena mbah kakung - ku orang AURI, jadi si mbah dilarang ikut gerwani. konflik antara militer dan PKI bahkan sampai mengakar. tapi ngga meluas ke kalangan non militer.

dan entah bagaimana kejadiannya, PKI sebagai sebuah partai dipersalahkan atas kematian 7 orang jenderal. razia ktp besar-besaran di mana-mana. mereka yang pernah atau aktif di ormas-ormas PKI lalu di giring. lalu hilang tanpa kabar. ada yang kembali, ada yang dibuang, ada yang ngga jelas mayatnya ada di mana. 80.000 (kalo ngga salah) orang yang dituduh PKI, hilang ngga jelas. kalo di film Gie, dikatakan bahwa orang-orang itu dibunuh atau tepatnya dibantai. nyawa 7 orang, dibayar oleh 80.000 orang. malahan ada yang bilang jumlahnya lebih dari satu juta orang. kematian tetap saja kematian. kematian bukan utang yang bisa dilunasi.

banyak pertanyaan di seputar kejadian itu. yang paling sering dipertanyakan teman-teman, kenapa pak Harto bisa ngga masuk daftar penculikan, padahal jabatannya waktu itu cukup strategis.

ngga tau deh.

tapi yang jelas, waktu tahun 60-an emang terjadi perang dua ideologi besar: kapitalisme dan komunisme. yang satu maunya kaya sendiri, yang satu lagi maunya sama-sama makmur. kalo mau tau lebih, baca sini aja .

PKI-phobia menyebar ke mana-mana. satu juta orang pengikut atau mereka yang diduga punya hubungan dengan PKI, diculik, dibunuh. pelakunya mulai dari militer, sampai diduga kaum agama juga terlibat.

kaum agama? ngga usah heran. komunis identik dengan 'anti tuhan'. di film G30S/PKI yang pasti ditayangin tiap tahun (dulu) di TVRI, diliatin bahwa PKI ngebunuhin orang lagi ngaji dan sholat. di film Seven Years in Tibet, diliatin pasukan komunis Cina yang masuk ke Tibet, bilang bahwa agama itu candu. supaya rada objektif, saya ingatkan bahwa keduanya dibuat oleh mereka yang "punya kecenderungan anti komunis". yang satu orde baru, yang satu lagi amerika. dan bedanya lagi, Komunis Cina di Seven Years in Tibet itu sudah menguasai Cina secara keseluruhan, dan sedang melakukan ekspansi ke Tibet dan Korea. sedangkan PKI di film G30S/PKI mah baru mulai pisan. kalo anak kecil mah, baru jalan banget. boro-boro berkuasa, partainya aja masih belum cukup kuat, dibandingin kekuatan partai-partai agama dan nasionalis. logikanya, kalo PKI emang mau memberontak, maka PKI bodoh banget kalo dia bikin ulah sebelum kekuatannya cukup. dia pasti sadar, insiden 7 jendral itu bakal bikin dia celaka dan ngga mungkin bisa ngandelin back up dari Soekarno.

pemahaman agama yang salah mendorong orang untuk ngomong bahwa "ini takdir" atau "mari kita berdoa memohon perubahan", padahal tanpa perjuangan, tidak akan ada hasil. tanpa pergerakan tidak akan ada perubahan. Al Qur'an juga bilang begitu. kalo soal beragama dan menghambat pergerakan mah, itu beda masalah. sejarah Indonesia mencatat terbentuknya Syarikat Islam - Merah yang pahamnya Sosialis - Komunis. cukup banyak tokoh islam kaya Haji Misbach yang akhirnya diasingkan karena paham sosialis-komunisnya. dia dicap atheist.

oum obot pernah bilang kalo ajaran islam itu sosialis.

saya pikir pemahaman komunis = atheis itu cuma omongannya mereka yang ngga suka sama komunis, untuk memperhebat PKI-phobia. kenapa orang ngga suka sama komunis, disini ada alesan-alesannya. dan efeknya emang gila banget! menyebar luas ke seluruh Indonesia (bahkan ke seluruh dunia), dilembagakan dalam undang-undang, pembuangan, pembunuhan orang-orang yang dianggap punya ideologi komunis atau sekedar punya hubungan sama orang-orang komunis. bahkan sampe anak-anaknya pun di kenai sangsi. minimal sangsi sosial, lebih dari itu saya belum tahu. aih aih, emang ideologi terkandung dalam gen, ya..?

semua itu hanya bentuk dari paranoid -nya rezim orde baru. upaya untuk melanggengkan kekuasaan. orde baru toh kemudian mengubah poros Jakarta - Beijing, dan semangat untuk berdikari, menjadi bebek kapitalis. pembangunan seolah-olah lancar, tapi tanpa sadar utang meningkat gila-gilaan! sampai saat ini, kalo aku disuruh nyebutin kesamaan dari jaman dulu sampe sekarang, yang tetep cuman korupsi, bendera merah putih sama lagu Indonesia Raya.

yang lucu, adikku pernah dimarahin gurunya, hanya karena dia nyebut-nyebut 'Genjer'. padahal genjer mah taneman aer. katanya Genjer-Genjer itu lagu yang dinyanyiin PKI kalo lagi pawai, dan waktu ngebunuhin jendral-jendral itu... padahal lagunya menceritakan tentang kerukunan sepasang petani yang sedang memetik daun genjer di sungai, untuk dimasak dan dihidangkan di meja makan. si mama juga dulu bilang, kalo ada orang yang nyanyi lagu genjer-genjer, nanti ditangkep polisi. hwehehehe


Genjer-genjer mlebu kendil wedange gemulak
Setengah mateng dientas yong dienggo iwak
Sego nong piring sambel jeruk ring ngaben
Genjer-genjer dipangan musuhe sego


wah,.... jadi laper!

2 comments:

Unknown said...

apaan pah harto-nya?

obot said...

hah.. nama gue dibawa2..

mesti klaripikasi nih: byk pemikir muslim jaman dulu yg pikirannya bercorak sosialis