gimana kalo.....
gimana rasanya kalo kamu dianggap tidak mampu melakukan sesuatu? apa yang harus kamu lakukan itu, diberikan kepada kamu karena "ngga ada lagi sumberdaya yang kita miliki". bukan karena orang yang memberikannya percaya sama kamu, bahwa kamu bisa melakukan, tapi karena ngga ada orang lagi. kalo mau dihandle sama yang ahlinya, berarti harus outsourcing. outsourcing berarti nambah ongkos produksi. "kalau dengan biaya produksi yang rendah, kita bisa dapetin hasil (meski mungkin ngga maksimal,) why not?"
gimana rasanya kalo tidak diperbolehkan menyalahkan kondisi? "kondisi sudah inheren, sudah given, tinggal gimana ngakalinnya" tapi jalan-jalan alternatif penyelesaian ditutup, lalu kemudian kamu disalahkan karena keadaaan? atau karena tidak mengambil tindakan?
gimana rasanya kalo berurusan sama orang yang so' penting banget? segitu merasa pentingnya, sampai sampai orang lain harus ikut jadwal dia. ngga ada kompromi.
gimana rasanya kalo dianggap ngga akan bisa ngerjain sesuatu?
gimana rasanya kalo disuruh ngerjain sesuatu yang kamu tidak ahli di bidang itu, tapi lalu dipersalahkan karena membuat kesalahan?
gimana rasanya kalo kamu dipaksa melakukan sesuatu - diluar kebiasaanmu, karena kebiasaanmu yang sekarang - menurut orang lain - jelek? padahal tidak ada norma yang dilanggar, tidak ada hukum yang dipatahkan. orang lain berpikir bahwa kebiasaan kamu tidak efektif, sementara kamu punya pertimbangan lain.
gimana rasanya kalo kamu malas berdebat, tapi terus dihakimi?
(dan kamu tidak merasa perlu membuktikan apapun kepada siapapun)
gimana kalo kita akhiri saja....
No comments:
Post a Comment