Mantra Kemandirian
Katanya mau membangun Kemandirian
masyarakat. Indah kedengarannya. Seperti mimpi: Masyarakat yang bisa memenuhi
kebutuhannya sendiri, tidak bergantung pada pihak lain untuk menghidupi diri
dan kehidupannya.
Banyak pihak, mengaku sebagai pendamping
masyarakat, didorong oleh ketulusan hati untuk membantu, datang dan membantu
masyarakat untuk jadi lebih mandiri. Dengan dana dari pihak luar, mereka
bekerja. Lalu muncul dilema. Di satu sisi, ingin memandirikan masyarakat, di
sisi lain, perlu berdamai dengan agenda yang telah disepakati bersama pendana.
Cita-cita semula memandirikan masyarakat.
Lalu ditengah kekalutan jadwal, berubah menjadi direktif, dan satu arah: lama,
katanya, kalau mau mengikuti kecepatan masyarakat.
Itulah dia.
Memandirikan, mesti berawal dari
memerdekakan. Memerdekakan diri sendiri, dan memerdekakan orang lain, lalu
bekerjasama sebagai sesama orang merdeka.
Proses memerdekakan adalah sebuah
perjalanan panjang. Tidak ada orang lain yang bisa memerdekakan seseorang ,
kecuali dirinya sendiri. Dalam perjalanan itu, orang perlu diingatkan.. Lagi
dan lagi dan lagi dan lagi.. Bahwa dirinyalah yang perlu memutuskan dan
mengambil tanggung jawab atas keputusan itu.
Setiap kita mengalami masa penjajahan yang
panjang. Kita diberi pendidikan, tapi tidak dimerdekakan dari diri kita
sendiri. Kita melihat sosok pemimpin sebagai seseorang yang bisa memutuskan
segalanya dalam hidup kita. Dan bila keadaan berubah buruk, kita salahkan dia
yang mengambil keputusan. Hidup lebih mudah seperti itu. Katanya: memang
seharusnya demikian… tapi kenapa harus begitu? Kita yang memutuskan untuk tidak
mengubah apa yang seharusnya itu
Menjadi merdeka dan mandiri, berarti berani
mengambil keputusan dan bertanggung jawab terhadap hasil keputusan itu.
No comments:
Post a Comment