Friday, March 18, 2011

hidup dengan sayur asli (hidup tanpa nasi bag.2)

Selain hidup tanpa nasi, seperti di posting terakhir,saya juga makan beberapa sayuran yang di tempat tinggal saya, adalah perpaduan yang aneh: sayur pakis-daun melinjo, dan jantung pisang plus jamur. Hehehe… tapi yang menarik dari semua itu,… menurut saya, adalah bahan-bahan itu bisa kita dapatkan tanpa banyak usaha. Pisang bisa tumbuh di mana-mana, pohon melinjo jadi tanaman pelindung, jamur mungkin perlu dibudidaya (walaupun bisa dengan cara yang minimal), dan banyak pakis, pucuknya bisa dimakan.

Sementara itu, kita sekarang lebih bergantung pada wortel, kubis, kol,..dll yang membutuhkan lahan khusus dan perawatan khusus yang dikerjakan oleh sekelompok orang yang bernama petani. Mengapa kita bisa jadi sangat bergantung pada tanaman-tanaman yang perlu perawatan khusus seperti itu? Saya tidak tahu.

Masalahnya mungkin, memang, kita sendiri tidak cukup kreatif untuk mengolah bahan-bahan makanan lokal menjadi sesuatu yang memang enak dimakan. Yang kita tahu justru resep-resep makanan luar negeri yang butuh bahan-bahan masakan, juga dari luar negeri.

Kalau ingat makanan-makanan itu, saya heran juga.. Mengapa kita mesti cemas menghadapi krisis pangan? Krisis pangan seharusnya tidak perlu ada, kalau saja kita bisa memanfaatkan jenis-jenis lain sebagai sumber makanan. Kalau sampai sebuah negara tropis bisa mengalami krisis pangan, berarti sudah dapat dipastikan, manusianya tidak mampu mengurus alamnya dengan baik, atau minimal, ia tidak mengenal alamnya, atau yang paling jauh, hubungan antara manusia dan alamnya sudah terputus.

No comments: