i'm not so into that,.. so, can i write something else?

berhari-hari belakangan mencoba membaca tulisan dan presentasi teman-teman mengenai pembangunan berkelanjutan di segala bidang. mulai dari pertambangan, perikanan, pariwisata, industri, kehutanan dll,..

 

dari mulai buku acuan, presentasi dosen sampai presentasi teman-teman, semuanya dibahas tentang kebijakan, konvensi kesepakatan internasional, hasil penelitian (sudah pasti), tapi sedikit sekali yang mengangkat tentang kesadaran dan nurani. we're presenting, not preaching, i know.

 

hingga pada suatu presentasi tentang perikanan berkelanjutan, sebuah kalimat dan anak-anak kalimatnya, has struck a lightning on me :)

begini bunyinya:

Beberapa prinsip yang dapat dikembangkan pada pendekatan EBM (Ecosystem Based Management), antara lain:

- Sikap hormat terhadap alam

- tanggung jawab terhadap alam (moral responsibility for nature),

- solidaritas kosmis (cosmic solidarity),

- kasih sayang terhadap alam (caring for nature),

- hidup sederhana dan selaras dengan alam,

- keadilan dan demokratis dalam pengelolaan perikanan.

 

wah, betapa intangible, betapa abstrak... betapa sulit diterapkan dan betapa berpeluang untuk diinterpretasikan secara sangat beragam dan orang masih meng-klaim bahwa mereka menerapkan EBM.

 

mungkin pada dasarnya, inilah yang namanya inti dari kesadaran. prinsip-prinsip ini tidak memiliki kekuatan hukum, hanya moral. seperti agama, yang kata pemuka agama kita akan masuk neraka atau reinkarnasi tanpa henti bila melakukan dosa. jadi orang beriman, mungkin mirip sama orang sadar lingkungan.

 

dan saya pun bermimpi, suatu hari nanti, kalo Indonesia ditanya, kenapa kalian melakukan pembangunan berkelanjutan? maka jawabanya, adalah karena:

1. kami hormat, solider, bertanggungjawab, dan sayang sama alam (karena kami merasa menjadi bagian dari komunitas alam, bahwa perilaku kami akan berpengaruh pada seluruh komunitas alam, dan bahwa setiap bentuk kehidupan itu punya nilai penting yang tidak berhak disia-siakan);

2. kami ingin hidup selaras dengan alam (yang pasti sederhana, karena hidup bermewah-mewah pasti tidak akan selaras dengan alam); dan

3. kami pikir pengelolaan sumberdaya alam lebih adil dan demokratis dengan cara ini.

 

bukan karena pembangunan berkelanjutan dilaksanakan untuk memenuhi komitmen kita pada Agenda 21, kesepakatan di UNFCCC, kebijakan pemerintah saat ini, dll..

---

Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.