Thursday, March 17, 2005

wah,... sampah

pernah tau darimana datangnya makanan yang tersaji di depan kita? darimana daging ayam atau telur itu berasal, darimana datangnya wortel, kentang dan bawang di dalam sayur sop kita? wajar kalo ga tau.

lalu, di sisi yang lain, taukah kemana larinya kulit wortel, kulit kentang dan kulit bawang yang kita sisihkan saat akan kita masak? atau kemana marus dan bulu si ayam? mungkin kita lalu akan menjawab: "terakhir kali saya taruh di tempat sampah" lalu, ketika tukang sampah datang, taukah kita, kemana sampah itu kemudian di bawa? jadi apa?

itu gambaran bahwa manusia jaman kiwari (jaman sekarang) begitu terpisah dengan lingkungannya, dengan alamnya. padahal makan adalah aktivitas manusia yang langsung bersentuhan dengan alam.

lantas ngga heran kalo banyak kebijakan pemerintah, perilaku manusia yang kontra - kelestarian alam. manusia sekarang seperti anak durhaka yang tidak mengakui ibunya sendiri. padahal ketergantungan kita pada alam sangat besar that we hardly can live without it. we never realize it somehow.

kita lalu ribut ketika sampah, yang juga hasil sampingan dari konsumsi kita sehari-hari, tidak diangkat-angkat. kita cenderung menolak kenyataan bahwa kegiatan kita menghasilkan sampah. bahwa kita bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan, atas apa yang kita makan. kita hanya ingin sampah yang kita hasilkan segera pergi dari hadapan kita. bagaimanapun caranya: buang di sungai dan membiarkannya hanyut, atau seperti pemandangan tadi malam, dibuang di tengah jalan biar disebarkan oleh mobil yang berlalu lalang di jalan.

di alam, tidak ada sampah. daun-daun yang berguguran adalah materi yang kembali ke tanah untuk menjadi makanan bagi bakteri dan jamur, lalu pada gilirannya diserap oleh pohon-pohon yang lain. dan hutanpun terus menghijau. semuanya mungkin terjadi karena sesuatu yang seringkali kita sebut sampah.