Thursday, March 24, 2005

kerjasama euy!

sudah sejak lama manusia mengamati adanya perbedaan perilaku pada binatang sesaat sebelum terjadinya bencana. waktu saya masih kecil, di Garut, beberapa hari sebelum Gunung Galunggung meletus, diberitakan oleh orang-orang yang tinggal di kaki Gunung Galunggung, bahwa hewan-hewan ternak mereka resah, dan binatang yang tinggal di hutan Gunung Galunggung turun ke desa-desa menjauhi gunung.

dua hari sebelum terjadi letusan di Gunung Papandayan, Mang Ipin, seorang masyarakat lokal juga melihat fenomena yang sama, yaitu resahnya hewan-hewan hutan dan sepinya hutan sesaat sebelum ledakan (Mang Ipin mengaku berada di sekitar kawah ketika ledakan tejadi).

mungkin ledakan gunung masih bisa diprediksi sejak jauh hari, namun apa yang bisa dilakukan untuk memprediksi kapan datangnya tsunami?

ketika daerah Banda Aceh dan Meulaboh hancur lebur diterjang ombak dan meninggalkan korban yang sangat banyak, pulau kecil bernama Simeulue yang letaknya cukup dekat dengan pusat gempa, mengalami tingkat kerusakan yang lebih ringan dan jumlah korban yang sangat jauh lebih sedikit.

seorang peneliti LAPAN yang diwawancara di Metro TV beberapa waktu yang lalu, mengatakan Pulau Simeulue tidak mengalami kerusakan yang parah disebabkan karena beberapa faktor:

- kontur pulau yang berbukit-bukit memungkinkan masyarakat dengan cepat menyelamatkan diri ke daerah yang lebih tinggi.

- formasi mangrove dan terumbu yang masih cukup baik, menjadi pemecah ombak yang mengurangi tenaga gelombang yang masuk ke daratan, sehingga kerusakan dan korban tidak terlampau banyak. bandingkan dengan daerah Banda Aceh yang muara sungai Krueng Acehnya sudah botak, tanpa mangrove lagi. menurtu saya, kerusakan yang besar itu bukan hanya karena gelombang yang datang dari laut, tapi gelombang yang masuk lewat sungai Krueng Aceh.

menurut beberapa berita, masyarakat Simeulue melihat adanya keganjilan pada perilaku hewan ternak mereka beberapa saat sebelum kejadian. ditambah lagi air laut yang tiba-tiba menyusut.

manusia memang sangat tidak berdaya bila dihadapkan pada alam. seperti kata david beberapa waktu yang lalu : manusia tak lebih seperti makhluk kecil yang berjalan di atas lempengan-lempengan raksasa yang labil. orang-orang yang dekat dan mampu menjadikan alam sebagai kawanlah akhirnya yang dapat mengerti bagaimana kita harus berhadapan dengan alam. manusia pada awal perkembangan budaya bercocok tanam tidak sukses karena mengandalkan pupuk dan pestisida kan ? tapi dari kemampuannya untuk membaca dan menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya. tidak ada istilah penaklukan untuk alam. bekerjasama,... atau punah!


-tulisan ini pernah dimuat di milis bumi_bandung@yahoogroups.com, 1 Feb 2005

5 comments:

Anonymous said...

+ orang2 simeuleu kalau nggak salah pernah mengalami tsunami, jadi udah paham bagaimana harus bereaksi ketika setelah gempa air laut surut.. sementara di aceh ketika laut surut malah nyari ikan karena tidak tahu..

Anonymous said...

You have an outstanding good and well structured site. I enjoyed browsing through it
» »

Anonymous said...

Wonderful and informative web site. I used information from that site its great. Suzuki vitara audio install Poker tramadol medical side effects of protonix Sanyo scx90 vacuum cleaner Wet shine auto polish Life of the south ins Select baseball teams in washington state Nv3500 transmission descripyions for chevrolet s-10

Anonymous said...

This is very interesting site... Steve smith posters football

Anonymous said...

Enjoyed a lot! Depakote and ulcerative colitis protonix http://www.breastenlargement23.info nexium testimony Skin care info liposuction cost http://www.ice-cream-maker-machines-9.info sports nip slip airline jobs black dating Cook currency exchange thomas online broker day trading