kepada pers
Dulu dikatakan, pers adalah penerus lidah masyarakat, penerang dalam kegelapan.. dan segala sebutan mulia lainnya. Saya baru sadar betul ketika melihat berita di koran kompas pagi ini. Pers di Mesir bisa berubah haluan ketika Husni Mubarak jatuh. Sebelum mubarak turun, mereka menyebut para demonstran sebagai antek-antek perusuh dan berusaha menenangkan masyarakat dengan menampilkan keindahan mesir.
Saat ini, setelah mubarak jatuh, pers sibuk menyudutkan mubarak.
Saya jadi ingat perkataan Peter Senge, menanggapi program CSRnya sebuah perusahaan yang menampilkan sosok, seolah-olah mereka berbuat baik untuk para petani. Peter Senge bilang, perusahaan adalah sebuah badan yang pragmatis. Kepentingannya adalah profit. Mengapa perusahaan itu memperhatikan para petani? Karena itu menentukan supply chain mereka.
Pragmatis. Di sisi yang sama, perusahaan itu berusaha mempertahankan (minimal - kalau tidak meningkatkan), level profit mereka. Jadi, rasanya kita tidak perlu terlalu terkejut dan mengelu-elukan program CSR perusahaan sebagai bentuk kepedulian buat siapapun.
Pers… melihat berita di koran pagi ini, saya jadi berpikir begitu juga. Mereka dikejar oplah dan porsi pemirsa yang bergantung pada seberapa menarik program atau berita yang mereka tayangkan. Mungkin mereka memposisikan diri seolah sebagai pendukung mubarak, karena beranggapan sebagian besar masyarakat masih mendukung kepemimpinan mubarak. Tapi pada saat kecenderungan massa sebenarnya tidak demikian, dibuktikan dengan semakin kuatnya gelombang unjuk rasa di Mesir, sikap pemberitaan pers bergeser.
Cita-cita mulia pers, saya pikir baru bisa berjalan, ketika ia berpegang teguh pada kebenaran. Kebenaran sejati, berakar pada hukum hukum alam. Sikap pers pada kasus mubarak, idealnya adalah mengacu pada hukum bahwa power tends to corrupt. Kecenderungan ini dengan mudah terlihat dari sejarah kekuasaan mubarak. Tidak sadarkah mereka dengan hal ini?
Jadi yang penting, buat saya, bukan pers -nya an sich. Tapi perspektif dan paradigma orang-orang di balik pers itu. If the pen is mightier than the axe, then it must be the person who holds the pen determine what powers should be delivered.
No comments:
Post a Comment