bergantung pada petani dan nelayan
kata Louise Fresco,..di negara maju, hanya sekitar 5% dari penduduknya yang jadi petani. bayangkan! 5%! kalau saja semua penduduknya memenuhi kebutuhan makanannya dari dalam negeri, berarti ada 95% penduduk yang bergantung pada 5%!
ajaib, dan rentan.
di kepala saya timbul beberapa pertanyaan.. kenapa yang 5% itu mau jadi petani? kalau lihat gambaran petani di indonesia yang (sebagian besar) miskin..kenapa mereka mau bertahan. mungkin juga saya salah. mungkin di sana petani tidak miskin seperti di sini.
pertanyaan lain yang muncul, seiring waktu, akankah yang 5% ini tetap jadi petani? atau mereka akan jadi pekerja di bidang lain (selain pertanian) seperti kebanyakan warga negara maju lainnya..?
5% mungkin tidak bisa menghasilkan makanan untuk semua warga negara yang 95%. di Amerika, yang mungkin bisa dibilang biangnya negara maju, penduduknya yang hanya 5% dari penduduk dunia, mengambil 30% dari total sumberdaya dunia. ini pasti tidak mungkin dihasilkan dari pertanian yang dikelola 5% penduduknya (malahan di amerika katanya hanya 1% dari penduduknya yang petani). lalu dari mana mereka memperoleh makanannya..? ya pastinya dari impor negara-negara lain. misalnya, pisang, di sana amerika tidak pernah ada pohon pisang yang tumbuh (kecuali di greenhouse tentu).
jangan jauh-jauh ke luar negeri.... di indonesia saja, kita seringkali tidak makan makanan dari negeri kita sendiri. kita makan apel australi, jeruk mandarin, makanan kaleng dari luar negeri, dan banyak makanan impor lainnya. beras pun beberapa kali kita impor dari vietnam dan thailand. padahal kita disebut negara agraris dan maritim. belum lagi kalo melihat kehidupan nelayan dan petani kita yang serba kekurangan...
mungkin kita tidak menghargai kebergantungan kita pada mereka dengan benar. kalo iya, mengapa mereka masih hidup susah..?
No comments:
Post a Comment