pemenuhan energi untuk negara jongos
tulisan ini diambil dari berita tentang kuliah umum di prodi meteorologi, yang dimuat disini
waktu baca tulisan ini, hal yang miris buat saya adalah kenyataan bahwa Indonesia yang katanya kaya ini, ngga punya cadangan energi yang berlimpah..
Sedihnya, Indoensia tidak masuk dalam satupun daftar 10 negara dengan cadangan sumber energi terbesar. Dengan cadangan terbukti (proven reserve) hanya 4.3 milyar barel, Indonesia tidak masuk dalam daftar 20 negara dengan cadangan minyak terbesar. Bandingkan dengan Iran pada daftar nomor tiga dengan cadangan 132 milyar barel. Dalam data gas alam, Indonesia masuk dalam daftar nomor 14 dengan cadangan 1.5% dunia. Bandingkan dengan Rusia dengan cadangan mencapai 26.6%. "Jangan terbuai dengan omongan Indonesia kaya dengan batu bara atau gas alam," kata pak Ir. Hardiv H. Situmeang MSc, DSc, ketua Komite Nasional Indonesia untuk World Energy Council - yang ngasih kuliah umum..
sementara itu, lebih sedihnya lagi, kita seperti yang ngga sadar bahwa negara ini begitu rentang dijadikan budak di bidang energi. baru tadi malem di Todays Dialogue di MetroTV, pak Amin bilang bahwa pemerintah jangan mau dipegang tengkuknya oleh korporat-korporat besar seperti Freeport, Exxon, dll... meskipun pak JK bilang, hal seperti itu ngga pernah terjadi, tapi saya nangkep sinyalemen di masa depan.
pantesan Indonesia ngga mengelola cadangan minyaknya sendiri, ternyata emang ngga ekonomis itungannya. transfer teknologi juga buat apa kalo toh kita hanya bisa mengelola cadangan minyak kita ngga sampe 100 tahun kedepan?
nah, cepat atau lambat, kita akan jadi konsumen energi. dan kalo sudah begini, jangan bicara tentang ketahanan nasional atau persatuan dan kesatuan indonesia, lah... kita ini akan ibarat kebo yang dicucuk idungnya, digiring ke sana kemari, disuruh begini dan begitu, nurut sama yang punya cadangan energi, atau minimal yang punya energi. predikat sebagai bangsa jongos yang ngga merasa sederajat dengan bangsa lain (diluar cerita naskah pembukaan UUD '45, kalo belum direvisi..) bakal makin kental kita sandang. semua itu karena kita, ngga bisa memenuhi kebutuhan dasar kita: energi. dan satu hal lain mungkin yang juga udah mulai keliatan, bahkan dari sekarang: beras.
itu semua bakal terjadi kalo kita ngga ngerubah cara kita dalam memperoleh energi. makanya, pemenuhan kebutuhan energi dengan cara alternatif itu jadi agenda yang sangat mendesak..
sementara di Indonesia, fungsi pemerintah sebagai regulator itu seperti hidup enggan mati tak mau. negara lain, sudah sadar soal ini. norwegia misalnya, pake sistem ekonomi karbon, dan menagihkan pajak yang lebih gede pada warganya yang emisi karbonnya tinggi. di indonesia, import mobil dan motor dari Jepang yang notabene ngga ramah lingkungan, masih jadi pembuka lapangan pekerjaan dan penghasil devisa. boro-boro pake mobil ramah lingkungan yang pake teknologi hibrid yang harganya mahal, buat apa repot kalo bahan bakar minyak saja masih disubsidi pemerintah, dan pajak mobil/motor penghasil emisi begitu kelewat rendah..?
1 comment:
Ya, mungkin karena itu
Post a Comment