lima mitos tentang orang miskin dan kerusakan lingkungan
untuk teman-teman yang punya pikiran "orang miskin mah ga akan berpikir tentang menjaga lingkungan, lha wong makan hari ini aja masih bingung...?" atau, "orang akan berpikir tentang masalah-masalah lingkungan kalo mereka udah kaya,..",
1. sebagian besar kerusakan lingkungan dilakukan oleh orang miskin
salah, karena justru kerusakan yang ditimbulkan oleh aktivitas orang kaya jauh lebih besar dampaknya terhadap lingkungan dibandingkan orang miskin. orang miskin melakukan aktivitas yang terdengar merusak lingkungan (penebangan hutan, penanaman di daerah bantaran sungai yang menyebabkan pencemaran), semata-mata untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. sementara aktivitas yang dilakukan orang kaya, yang berdampak buruk terhadap lingkungan, dimotivasi untuk memaksimalkan profit (penebangan hutan yang dilakukan dengan alat-alat berat, pembangunan industri pertanian dengan intensitas penggunaan pupuk dan pestisida yang tinggi), sehingga dampak kerusakannya lebih besar.
2. penghapusan kemiskinan akan mengurangi laju kerusakan lingkungan
sebenarnya kesenjangan dalam pendapatan antara orang miskin dan orang kaya yang cukup besar berkorelasi dengan tingginya tekanan pada lingkungan. ketika orang miskin dapat meningkatkan pendapatan perharinya, misalnya dari satu dollar menjadi dua dollar per hari, mereka cenderung tidak akan melakukan pencemaran (dan perusakan lingkungan), karena mereka pada akhirnya memiliki sumber daya alam dan dengan demikian memiliki alasan untuk melindungi sumber daya tersebut untuk kelangsungan hidup mereka
3. orang miskin terlalu miskin untuk menjaga lingkungan
DFID (Departement For International Development) dari Inggris telah melakukan beberapa studi yang menunjukkan bahwa komunitas miskin mau menjaga lingkungannya, dengan beberapa persyaratan: bahwa kepemilikan mereka terhadap sumberdaya tersebut diakui dan diberikan wewenang untuk mengatur sumberdaya yang menjadi milik mereka. komunitas miskin tersebut cenderung tidak akan menjaga lingkungannya bila sumberdaya tersebut dimiliki dan diatur oleh pihak luar seperti misalnya perusahaan logging atau (bahkan) pemerintah. bila mereka diberi pengakuan dan hak untuk mengelola sumberdaya tersebut, mereka cenderung mau untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan mereka, terutama dengan (tenaga dan) kerja, karena mereka tidak memiliki uang.
4. pertumbuhan populasi berdampak langsung pada kerusakan lingkungan
pertambahan jumlah penduduk memang akan meningkatkan kebutuhan terhadap sumberdaya alam. namun demikian dampak terhadap lingkungan tidak hanya disebabkan oleh peningkatan populasi, namun juga oleh GDP (yang terkait dengan tingkat konsumsi populasi tersebut) dan perkembangan teknologi.
5. orang miskin tidak punya kemampuan teknis untuk mengelola sumberdaya.
ketika masyarakat miskin memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai pengetahuan teknis yang modern, pengetahuan lokal (indigenous knowledge) mereka sering terbukti lebih cocok atau bahkan lebih baik untuk menunjang habitat mereka. sayangnya, pengetahuan lokal seperti ini terlalu sering diabaikan. lebih jauh lagi, ketika teknologi modern diperkenalkan kepada mereka, pengetahuan lokal seringkali dinilai rendah. teknologi modern dan mesin-mesin canggih seringkali gagal menyelesaikan masalah, karena komunitas miskin tersebut seringkali tidak mengerti bagaimana merawat dan atau mengoperasikan teknologi yang asing tersebut.
pikiiam.blogspot.com
Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, photos & more.
No comments:
Post a Comment