dunia lelaki
"nggeus lah, awewe mah cicing we! (udah deh, cewe mah diem aja!)" kata Bapak Kost-ku menanggapi pertanyaan Ibu Kost: "Ieu meureun? atawa ieu, lain? (ini bukan? atau ini, bukan?)" tapi aku nerangin juga buat Ibu Kost, dan memilih nyuekin tanggapan si Bapak Kost tadi. aku jelasin bahwa lampu kamar mandi yang ngga nyala itu penyebabnya macem-macem, "panginten nu ieu, tapi nu ieu oge tiasa janten panyabab..(mungkin yang ini, tapi yang ini juga bisa jadi penyebabnya)" kata saya.
"Nya enggeus! awewe ngarerecok wae! nggeus cicing! (iya udah, cewe mah ngerecokin aja, udah diem!)" kata Bapak Kost. nadanya lebih tinggi dari yang pertama.
aku diam.
------------------------------------------------------------
seringkali saya menghindari percakapan-percakapan yang mengarah pada isu gender. seringkali saya pikir isu gender itu cuma buah pemikiran keblinger dari sebagian kaum hawa, lantaran isu yang diangkat kadang ngga penting banget. misalnya, ada seorang temen cewe yang ngotot, kalo kita sekarang hidup di dunia laki-laki. laki-laki mendominasi."liat aja, apa sebutan lain untuk umat manusia dalam bahasa inggris, selain human race? mankind! men! laki-laki! dan bahasa itu cerminan budaya!" katanya berapi-api (hmm,.... kok elu teriakin gua? emang gua yang bikin bahasa?)
atau imajinasi mabok-nya kaum adam, bahwa "kita kaum laki-laki adalah pemimpin! derajat kita lebih tinggi dari perempuan!" (emang pemimpin derajatnya selalu harus lebih tinggi ya? dan lagi, kan dulu aku ngga minta jadi laki-laki. kasian banget laki-laki ngga punya pilihan..)
pernah juga ada temen laki-laki yang lagi ngomongin orang lain,... "halah, orang itu? dia ngerokok aja ngga? macem perempuan aja! udah gitu ngga berani lagi kalo disuruh begini begitu! harusnya dia pake rok aja! hahaha..." (dia ngga tau, kalo banyak juga temen perempuanku yang ngerokok, lebih seneng pake celana jeans, dan berani berani pula! hehe)
mungkin juga penyebab kenapa saya menghindari masalah yang berkaitan dengan isu gender, adalah karena saya sendiri laki-laki. artinya saya sendiri ada di salah satu pihak yang saling bertentangan. karena itu, saya pikir saya ngga akan dapet solusi yang objektif. mungkin kalo saya bukan laki-laki dan bukan perempuan, saya bisa dapet solusi objektif... :)
daripada berpikir bahwa perbedaan gender dan konsekuensinya adalah sesuatu yang sudah jadi fitrah, dan menanggung beban pikiran karenanya, mungkin lebih baik kita benerin cara pandang kita. mungkin ada yang salah dengan cara kita memandang masalah (kalo ada yang ngomong begini kenapa jadi inget si nana ya? hehe,... elu pasti masih liat tanda tanya di atas kepala gua, na!!?)
pada dasarnya sebagai manusia, kita punya hak yang sama. yang ngebedain kita adalah kewajiban kita masing-masing. Hak-hak itu sesungguhnya merupakan akibat dari pelaksanaan kewajiban, kata Gandhi.
ini yang membuat saya mengabaikan tanggapan Bapak Kost, dan memilih untuk menerangkan pada Ibu Kost, kenapa lampu kamar mandi mati. tiap orang punya hak untuk belajar, toh?
jadi kalo ada pemenuhan hak yang bertentangan dengan pemenuhan kewajiban, ya... kewajiban duluan lah. kalo boleh saya tambahin, sambil nyari cara gimana supaya pemenuhan dua-duanya ngga tabrakan.
jadi, aku ngga bilang laki-laki superior dan perempuan inferior, aku cuma bilang bahwa kita beda. beda ngga mesti hierarkis, kan?
kalo udah begini kan enak... interaksi antara cewe dan cowo teh jadi sinergi. sinergi terjadi karena ada perbedaan, iya kan? daripada bentuknya 'penaklukan'("elu harus nurut sama gua karena gua adalah laki-laki dan gua pemimpin, jadi gua berhak menentukan semuanya?")..?
(halah halah!)
jadi inget ada temen cewe yang ngga mau kawin karena, "ngga mau diatur-atur cowo" -katanya. hmm, ngga mau diatur-atur cowo, atau ngga bisa bersinergi dengan orang lain...? kalau begitu, sebagai individu, beliau ini sudah sempurna. hehe, ngga tau juga ding..
... dan Pak Basofi pun berdendang : "tidak semua laki-laki....."
1 comment:
something i thought a few days ago:
katanya di masa akhir nanti penghuni neraka terbanyak adalah perempuan..dan dimasa sekarang yang paling banyak disakiti adalah perempuan...
hidup mati menderita..dunia dan surga lelaki dong..
dan kami kaum perempuan? Jalan terus dan tetap mencintai lelaki... :)
Post a Comment