iiihhhh..... pornooooo....

beberapa hari ini saya mencermati silang pendapat mengenai RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi, di sebuah milis. pusing banget ternyata yah... ada yang membela RUU itu atas nama agama, dan ada juga yang menolak. kebanyakan sih menolak, lantaran:
1. sudah cukup dewasa untuk mengatur diri sendiri.
2. sulit mendefinisikan apa itu pornoaksi dan pornografi.
3. rentan penyalahgunaan atau fitnah (seperti pasal yang sering dipake orang-orang yang iseng pengen ikutan pengadilan macam nanggep doger monyet: pasal pencemaran nama baik)
4. 'pemerintah kok ngurusi masalah beginian..? masih banyak PR lain yang menyangkut kebutuhan hidup dasar yang musti digarap...'
5. semangat pluralisme dan kebebasan berekspresi. seniman-seniwati yang dalam pertunjukannya mempertontonkan bagian-bagian tubuh, pada acara yang tanpa seizin pemerintah bisa kena pelanggaran pasal ini. kecuali atas dasar budaya kesukuan.
6. ketidakseimbangan relasi hukum antara 'korban' dan 'pelaku'. artinya korban bisa saja dijadikan pelaku dan sebaliknya.
7. "di amerika orang udah terbiasa liat wanita bercelana pendek, bahkan bikini.." - ini alesan paling tolol dari semua alesan


ada juga beberapa saran konstruktif yang didapat dari perdebatan ngga jelas itu:
1. perkuat moralitas dan keimanan anda sendiri.
2. yang bener ngurus anak, biar ngga ikut-ikutan berporno-porno.
3. yang penting diatur adalah bagaimana supaya akses terhadap semua yang porno-porno itu dibatasi, supaya ngga bisa diakses anak-anak di bawah umur yang belum waktunya berporno-porno. kalo yang udah gede kan bisa milih. dan tau konsekuensi dari pilihannya.
4. lebih mempertegas isi dari RUU tersebut, biar ngga rawan fitnah.

sayang juga, diskusinya melenceng jadi emosionil. ada yang sampe bawa-bawa eueu kucing lah,.. atau mengancam mengarungi dan menggebuki semua orang yang mempertontonkan aurat. weleh weleh....

padahal tidak setuju dengan RUU anti pornografi dan pornoaksi kan tidak sama dengan mendukung pornografi dan pornoaksi. dasar milis isinya orang-orang keblinger. ngga semua lho!

TERUSS,...

hari ini, pasca jum'atan di Salman akan diadakan aksi damai, menentang Pornografi dan Pornoaksi.

PLEUS...

tadi liat poster penolakan terhadap rencana penerbitan majalah Playboy Indonesia dan pendirian ATM Kondom.

kita begitu terkagum-kagum sama budaya dari luar. slogan-slogan kayak KEBEBASAN BEREKSPRESI DAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT, KEBEBASAN PERS, digemakan tanpa maksud yang jelas. karikatur nabi muhammad dipajang di tabloid denmark, dan mereka menolak permintaan kaum muslim di dunia dengan mengatasnamakan kebebasan berekspresi. majalah dan tabloid dengan gambar wanita-wanita berbaju minim beredar bebas, tidak ditindak apa-apa padahal bisa dimasukin dalam kategori 'meresahkan masyarakat' kali ya..?,

"sekarang mah jaman repormasi mas,... jaman pers bebas!" - kata penjual koran yang sempet saya ajak ngobrol.

saya malah melihat arogansi, daripada kebebasan.

dan kita terpenjara oleh kebebasan yang kita dambakan, yang kita agung agungkan.

alih-alih mbikin undang-undang begituan, sebenernya kan bisa diserahkan ke masyarakat, kalo ada hal-hal tertentu seperti tabloid dan majalah, tayangan tv tertentu telah meresahkan masyarakat. baru pemerintah ngambil tindakan. mungkin selain mengkritisi RUU nya kita juga harus mengkritisi hubungan politik antara 'rakyat', 'wakil rakyat' dan 'pemerintah'. apalagi sekarang udah jaman desentralisasi, harusnya lebih gampang dong.. macam Inul yang ditolak masuk Jogja oleh pemda Jogja...

soal ATM kondom....yang aku tau, kalo pake kondom berarti kamu tidak ramah lingkungan! kecuali kalo kamu mau me-reuse kondom tersebut sampe bejat dipake. atau kondomnya mudah terurai. jangan tanya apakah seks bebas itu bener.... kita udah tau jawabannya.