Friday, February 10, 2006

gmo - kapitalisme global

"wuihhh, pik serem amat judulnya"
"biarin ah,..."
 
ngobrol ama pepen kemaren lewat ym, si pepen bilang di jepang lagi rame isu GMO
(singkatan dari Genetically Modified Organism kurang lebih sama dengan makhluk hidup hasil transgenik). inget dulu waktu masih kuliah, saya, wita, didit, maya, mumun (elu ikut ngga ya mun..? gua lupa.. dan kalo ada kawan-kawan lain yang terlupakan saya minta maaaaaaafffffff) menghadiri sosialisasi mengenai GMO di kebun raya bogor. yang jadi pembicara waktu itu Bu Inez Loedin dari LIPI (sampe inget, abis cakep ibunya :-).
 
beres kuliah jam 3 kita berangkat ke bogor. niat banget. padahal acara berlangsung dari jam 5 sampe jam 7 an. dan kita sampe jam 6 lebih seperempat, jalan kaki dari terminal rumentang siang sampe kebonraya, ditengah hujan gerimis berjaket  kuning... gaya pisan.
sampe sana diliatin orang, karena acara udah mau beres. dan malemnya kita balik lagi ke bandung. heran gw sekarang mah,... niat pisan!!
 
dalam pembicaraan itu, Bu Inez cerita soal apa dan bagaimana GMO. dan kontroversi yang berkembang di sekitar GMO (link sini dan situ) bagaimana aspek kesehatan dari GMO (yang waktu itu rame banget diomongin - karena negara-negara eropa dan amerika menuntut pelabelan makanan yang menggunakan bahan-bahan dari GMO - kuatir dampak jeleknya buat kesehatan)
 
pas sesi tanya jawab, ada yang nanya tentang kekhawatiran pencemaran gen pada tanaman lain - dan terciptanya superweed (baca link di atas) , dan serangga non target (terutama serangga penyerbuk) yang bisa ikutan mati. bu inez menerangkan bahwa semua itu bisa diatasi. untuk bisa meratifikasi teknologi itu (transgenik/GMO) kan mesti ada serangkaian uji yang harus dilewati, kata beliau. jadi di situ kita memastikan amannya teknologi itu.
 
isu transgenik ini menarik. karena selain menyangkut masalah lingkungan, juga sampe ke masalah politik-ekonomi, kesetaraan sosial, bahkan sampe etika.
 
beberapa tulisan yang ditulis Vandana Shiva tentang transgenik lebih berat pada masalah kesetaraan sosial, dan kapitalisme global yang dilakukan MNC (multi national corporation). ide bahwa transgenik adalah jalan keluar paling oke buat masalah kerawanan pangan, peningkatan kesejahteraan petani, adalah jargon kosong
(udah jargon, kosong pula) MNC untuk melempar produk transgenik ke pasaran.
coba pertimbangkan fakta bahwa bibit transgenik dibeli dari MNC, dan petani tidak bisa menanam dari biji yang dihasilkan oleh si tanaman transgenik yang tumbuh (karena ada gen terminator).
 
tapi konon hal ini juga dilkukan untuk melindungi keanekaragaman genetik, mencegah varietas baru. tapi lantas petani harus beli bibit terus dari perusahaan. ini yang namanya meningkatkan kesejahteraan petani?
 
di Indonesia, kasus yang sempat merebak adalah kasus kapas-Bt yang diujicobakan di Sulawesi. petani kecewa karena hasilnya tidak seperti yang dijanjikan. entah kenapa. belakangan mereka menetapkan moratorium untuk masalah ini. dan juga terjadi peningkatan luas lahan kapas bt
 
ada juga artikel yang sempet aku baca di jurnal Science, tentang transgenik, tapi dipandang dari segi etika. dia ngebahas, tentang kecenderungan manusia yang playing god. secara natural, gen yang ada di ubur-ubur kemungkinannya untuk berpindah ke, misalnya, kacang ijo pasti sangat-sangat-sangat-sangat-sangat
keciiiiiiillllll sekaliii banget! dan itu dimudahkan dengan teknologi transgenik.
 
hambatan genetik kaya perbedaan spesies, perbedaan bentuk alat kelamin, waktu estrus, perilaku kawin, beda habitat, etc etc pasti ada 'tujuan' nya kan? ini men-takel jargon bahwa proses perpindahan gen sudah terjadi sejak jaman dulu kala, dan sampai detik ini. bahkan virus yang menginfeksi manusia dan menyebabkan kanker, kan bentuk perpindahan material genetik juga. yap, tapi beda cerita kalo kita bicara peluang.
 
dari segi lingkungan, mereka berkata bahwa jenis-jenis GMO tertentu 'diciptakan' untuk mengurangi penggunaan pestisida. caranya dengan merekombinasikan gen penghasil kristal dari bakteri Bacillus thuringiensis. pokoknya, kalo ada hama yang memakan daunnya, maka si hama akan mati dengan sendirinya, gen yang disisipkan menghasilkan zat tertentu yang akan menjadi kristal-kristal (kristal oksalat, kalo ngga
salah) ketika bereaksi dengan enzim pencernaan di dalem saluran pencernaan si hama. (lebih jauh di sini)
 
tapi kemudian ancaman bahayanya melebar pada serangga 'sahabat petani' seperti serangga penyerbuk dan serangga yang memakan serasah di tanah. bahkan kata pak agus dana, sampe mikroba tanah pun kena dampaknya. dampak ini juga ternyata ngga lebih baik dari penggunaan pestisida. link ke sini
 
atau malah lebih parah. menciptakan organisme yang kebal herbisida, jadi ketika herbisida disemprotkan dalam dosis besar yang mati hanya gulma. ya, dan tanah juga ikut rusak.

above all,
 
saya sangat mengagumi transgenik. brilyan! dan teknologi memang dibuat untuk membantu manusia. banyak, dan menurut saya akan sangat banyak lagi manfaat yang bisa diperoleh dari transgenik. tapi memang aspek yang harus diteliti banyak banget. kemungkinan gen asing itu 'bocor' dan gimana cara mencegahnya, buat
saya itu yang paling penting.
 
mungkin saya orang konvensional yang ngga pengen sesuatu yang ada sekarang dirubah terlalu banyak oleh manusia, sampai batas-batas tertentu, termasuk perangkat genetik yang diperoleh dari proses evolusi milyaran tahun. kalo kawin silang biasa, itu kemungkinan terjadi di alam bisa cukup besar. tapi gen tumbuhan
yang disisipi gen hewan dari laut dalam???????
 
yang saya sayangkan ketika mekanisme pasar dan hukum-hukum ekonomi konvensional di berlakukan. keuntungan setinggi-tingginya dicari dan kebohongan (atau kekurangtelitian?) disebarkan. ini lah yang saya pikir membuat cita-cita mulia dibalik teknologi transgenik dihujat orang.
 
beruntung sekarang sudah ada protokol Cartagena. kayaknya dalam ekonomi, ngga bisa membiarkan begitu saja 'the invisible hands set the balance' jadi, bedakanlah antara aspek teknologi transgenik sendiri dan aspek penggunaan-pemanfaatan (termasuk penjualan dan pemakaian), pleus resiko. there's nothing wrong with the technology. it is by mean only tool. it is us who determine how this tool will be used.
 
sedikit curhat, dulu saya sempet kirim e mail ke bu inez, tadinya pengen diskusi tentang transgenik. tapi ternyata email kedua dan berikutnya ngga dibales lagi. aku inget dulu nulis email tentang aspek penggunaan-pemanfaatan (termasuk penjualan dan pemakaian) pleus resiko. ternyata bu inez lebih prefer bicara tentang teknologinya ketimbang konflik sosial ekonominya (hehe,.. kalo masalah lingkungannya gimana
bu?). apologise.
 
meskipun di sisi lain, seperti kata obot, sebaiknya kita tidak mengkutubkan peneliti dan pedagang. yah, mencoba berpikir lebih holistis lagi ya, bot? (hehe, angger!). kalo bu inez, atau ada yang kenal bu inez sempat baca postingan ini: saya minta maaf pada beliau. tidak bermaksud menyinggung. ibu malah membuka mata saya pada pemilahan masalah - untuk itu saya berterimakasih. banget.

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

No comments: