Thursday, December 29, 2005

yahukimo

melihat liputan di sebuah stasiun tv tentang Yahukimo tadi malam, rasanya tidak percaya di negara yang katanya kaya raya begini masih ada kelaparan. tapi itu memang terjadi. sayangnya.
4 hari yang lalu, di sadelan antara kawah ratu dan kawah upas, Chris, seorang kawan dari Belgia yang baru saya kenal hari itu, bergumam: "my god! you (-r country) are so rich! look at that! we have nothing like that anywhere in Europe..." katanya sambil terkagum-kagum menunjuk ke tebingan di sebelah utara yang lebat hijau.
ketika saya bercerita tentang kerawanan pangan di Indonesia, dia setengah berseru bahwa dia tidak percaya... "yah... you can just pick some fruit from the forest and then just mmm...mmm... (meniru orang lagi makan)..."
poor ol' you, Chris.. kata saya dalam hati. tidak semudah itu. but i've got the point.
berapa lama masyarakat Yahukimo tinggal di daerah yang katanya sangat sulit di jangkaui itu? setahun? satu generasi? atau mungkin satu milenia? apa yang membuat mereka tetap sintas di tempat yang aksesnya sulit begitu? benarkah mereka bergantung pada dunia luar, terutama pangan? rasanya tidak mungkin.
di liputan itu diperlihatkan masyarakat Yahukimo yang sedang bertanam ubi jalar (hipere) mereka bilang itu adalah jenis makanan asli di sana. tapi tunggu dulu. Yahukimo bukan baru ditempati satu tahun lalu. sekitar 70 tahun yang lalu, misionaris belanda datang ke Yahukimo. apa yang membuat orang-orang itu bertahan di Yahukimo yang terpencil, bila mereka menggantungkan kebutuhan pangannya dari dunia luar? rasanya sangat tidak mungkin. tidak logis. mereka pasti memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.
tapi apa yang terjadi dengan hipere yang sudah 70 tahun (minimal), menopang mereka?
waktu baca kompas edisi 12 Desember 2005, dikatakan bahwa bupati Yahukimo justru menyalahkan masyarakat yang terlambat menanam hipere. ini gila. sebab seharusnya merekalah, sebagai abdi masyarakat, yang seharusnya pertama kali kelimpungan bila ada 55 orang yang meninggal dunia dan 105 orang sakit parah, karena mereka tidak memperoleh makanan. bukan pers.
sesuatu  sudah terjadi.
beras memang sudah menjadi masalah. menghancurkan ketahanan pangan di mana-mana. di Papua, makan nasi adalah simbol status yang lebih tinggi. "buat apa ke sana? orang-orangnya masih tinggal di gubuk dan makan sagu!" - kata seorang pejabat daerah kabupaten sorong selatan, waktu saya bertanya tentang kecamatan inanwatan, daerah terpencil di kabupaten sorong selatan.
memalukan. itu kesan yang saya tangkap dari orang yang masih makan sagu. tapi saya justru malah minta, untuk makan malam, saya ingin makan sagu. mereka bengong. dasar developmentalis!
entah karena tidak percaya diri atau entah karena bisnis... pemerintah daerah di yahukimo ternyata mendorong masyarakat untuk menanam ubi jalar jenis yang baru, dengan iming-iming hasil yang lebih banyak. hasil berlebih bisa dijual. tapi kemana? karena yahukimo terpencil. konsep food stocking mereka adalah dengan menyimpan ubi itu di tanah dan memanennya setiap hari. bukan musiman. itu sudah jadi kebiasaan mereka. lagi pula bila panen dilakukan musiman, tidak ada teknologi tradisional yang bisa menyimpan hasil panen.
ubi jalar jenis baru inilah yang jadi biang masalah. padahal ubi jalar jenis asli sudah jelas-jelas berjasa menopang hidup mereka selama berpuluh-puluh tahun. saya yakin, ubi jenis baru ini tidak cocok dengan dinamika cuaca di yahukimo. ubi hasil panen mereka sejak oktober 2005, kurang baik, kecil-kecil.
interaksi dengan alam yang sudah dibina selama puluhan generasi, kemudian dihapus harapan untuk memperoleh hasil yang lebih, lebih dan lebih lagi.
harapan tinggal harapan. sesuatu yang asli dari satu daerah pasti berkelindan dengan banyak hal dalam kehidupan mereka. saya tidak mengharamkan perubahan. perubahan adalah kehidupan itu sendiri. tapi yang pertama kali harus kita pertimbangkan adalah kita harus tahu, bagaimana perubahan itu akan mempengaruhi hal-hal lain, dan bagaimana kita menghadapinya.
jangan lupa, bahwa kita hanya bisa memahami sedikit dari jaring kehidupan yang rumit ini.
yahukimo dan kasus-kasus busung lapar dan gizi buruk di indonesia sepanjang tahun ini, seharusnya membuat kita berpikir, apa yang salah dengan makanan kita. tikus yang mati di lumbung padi pasti tikus yang bodoh. atau tikus yang lebih suka pizza daripada beras.


Yahoo! DSL Something to write home about. Just $16.99/mo. or less

No comments: