tiba-tiba indah bilang: "kenal benny? (angkatan) 2000?" saya bilang: ya... lalu terbayang senyum khasnya dan tawanya yang seperti orang mabuk..hehe..
"ya.. benny meninggal tadi sore."
saya terdiam. benny kejang, kemudian meninggal. padahal 3 jam sebelumnya, teman-teman masih melihat posting-nya di Facebook. rasanya dia baik-baik saja.
setahun ke belakang, satu per satu berita kematian datang. masih segar dalam ingatan, waktu indah menyampaikan berita kematian pertama yang membuat saya kosong: adik saya.
di jalan sepulang dari tempat kegiatan, tiba-tiba perasaan takut kehilangan muncul setelah dua hari sebelumnya, saya bicara dengan denny. suaranya lemah. hanya bisa jawab "hmm.." ibuku bilang ia sudah tidak bisa makan.
ketakutan saya jadi kenyataan saat indah bilang bahwa bapak tak kuasa menyampaikan berita itu sendiri: Denny meninggal tadi magrib.
lalu beberapa bulan kemudian, om saya. orang yang memperkenalkan saya pada musik, saat saya bahkan belum menginjak usia sekolah.
kehilangan demi kehilangan...
berita kematian selalu mengingatkan betapa fana-nya kita (saya). suatu hari saya akan meninggal juga. tapi lalu, manusia seperti apa saya ketika saya mati nanti? apa yang sudah saya perbuat? apa artinya saya hidup? mudah-mudahan tak sekedar numpang makan, ee, tidur, tertawa, menangis, kawin, lalu mati.
Siapa VOC yang biasa
kita kenal di pelajaran sejarah? Yang tersisa di kepala kita dari pelajaran di
sekolah dulu, VOC = Belanda. Tidak begitu.
Kepanjangan VOC
adalah Verenigde Oost-Indische Compagnie, atau Persatuan Dagang Asia Timur.
Ternyata ini adalah
perusahaan dagang Kerajaan Belanda. Perusahaan. Bahkan VOC disebut-sebut
sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia. Sebagian besar pemegang sahamnya ternyata perusahaan-perusahaan dagang dan pribadi. Tercatat sekitar 358 perusahaan dagang dan pribadi berkontribusi pada pembentukan saham awal VOC. VOC dibangun untuk menyaingi armada dagang Inggris, setelah para pelaut Belanda menemukan sumber rempah-rempah pedagang Portugis di Maluku.
Dibentuk di awal
abad ke 17, VOC memboyong sumberdaya alam negara-negara di Asia Timur, terutama
rempah-rempah dan kayu, dari Indonesia, agar kerajaan Belanda
dapat menunjang kemewahan hidup keluarga kerajaan, sekaligus memperluas wilayah
kekuasaan kerajaan-kerajaan Eropa saat itu, hingga ke Afrika dan Amerika
Selatan. Antara tahun 1602 hingga tahun 1796, dengan 4785 armada kapal, VOC mengangkut lebih dari 2.5 juta ton sumberdaya alam dari Asia untuk dijual di daratan Eropa!
Struktur yang sama,
berlaku 4 abad kemudian. Hingga saat ini. Dulu VOC memiliki kekuasaan semi
pemerintah, seperti kekuasaan untuk membuat perjanjian, mengadakan perang, dan
menangkap. Sekarang, tidak terlalu jauh berbeda. Negara pun masih dikuasai perusahaan. Siapa yang membiayai biaya kampanye untuk Pilkada dan Pemilu? siapa yang membuat partai-partai terus bergeliat?
Setelah kekuasaan didapat, para pemimpin ini berhutang pada perusahaan-perusahaan yang telah membiayai kampanye mereka. Dibuatlah jalur-jalur mulus agar perusahaan itu bisa menanamkan investasinya. Hukum dibuat memihak pada perusahaan, atas nama keamanan
negara (padahal untuk kelancaran investasi) dan pertumbuhan ekonomi.
Di bangku kuliah
dulu, dosen saya bilang: yang membatasi jumlah kehidupan yang dapat tumbuh di
suatu tempat adalah kandungan nitrogen yang dapat digunakan oleh makhluk hidup
untuk memproduksi biomassa.
Nitrogen. Protein di
dalam tubuh kita termasuk DNA, yang membentuk diri kita, terdiri dari nitrogen
sebagai unsur penting.
Udara yang kita
hirup, tiga kali lipat mengandung gas nitrogen dibandingkan oksigen. Tapi
nitrogen di udara tidak terlalu berguna buat makhluk hidup. Sebagian besar
makhluk hidup tidak dapat menggunakan nitrogen yang ada di udara, meskipun
jumlahnya berlimpah!
Nitrogen baru
berguna buat makhluk hidup, dalam bentuk amonia, senyawa yang berbau pesing.
Jadi, perlu ada cara untuk mengubah gas nitrogen menjadi nitrogen dalam bentuk
amonia.
Di alam, tugas ini
diemban oleh bakteri pengikat nitrogen. Si bakteri ini seringkali ditemui hidup
bersama di akar tanaman kacang-kacangan. Lewat bakteri ini, nitrogen diubah
menjadi amonia, yang kemudian digunakan untuk pertumbuhan tumbuhan. Ketika dimakan
oleh binatang pemakan tumbuhan, maka nitrogen ini berpindah dari tumbuhan ke
hewan, dan masuk ke dalam jejaring makanan. Begitu seterusnya.
Bakteri pengikat
nitrogen di udara ini bekerja selama jutaan tahun. Di awal abad ke 20, Pak
Fritz Haber menemukan proses kimia yang dapat mempercepat pembentukan amonia
ini dalam skala industri: dia membuat reaksi antara gas alam dengan udara bebas
yang menghasilkan amonia.
Reaksi kimia ini
menjadi awal dari kebangkitan revolusi hijau di pertengahan abad ke dua puluh.
Tiba-tiba nitrogen tidak lagi menjadi pembatas. Satu-satunya peran pengikat
nitrogen oleh bakteri, sekarang sudah dapat dilakukan dalam skala besar oleh
manusia sendiri. Lewat revolusi hijau manusia menggenjot produksi pangan lewat
pupuk nitrogen.
Begitu pentingnya
reaksi kimia yang ditemukan Pak Fritz Haber ini. Diperkirakan, setengah dari
nitrogen yang ada di dalam tubuh manusia saat ini, setengahnya berasal dari
proses kimia Pak Fritz Haber. Atau, mungkin bisa kita bilang bahwa setengah
dari populasi manusia dunia saat ini berasal dari nitrogen yang dihasilkan
lewat proses kimia dari Pak Fritz Haber!
Proses jutaan tahun
oleh bakteri, hanya butuh waktu sekitar 1.5 abad untuk mendapatkan nitrogen
dalam jumlah yang sama.
Munculnya amonia
dalam jumlah besar ini mengubah keseimbangan kimia di bumi. Salah satu dampak
yang langsung terlihat, tiba-tiba kehidupan muncul dalam jumlah yang berlimpah,
terutama spesies Homo sapiens. Tiba-tiba terjadi ledakan populasi di seluruh dunia.
Kebutuhan makanan makin banyak, kebutuhan lahan makin banyak!
Tidak semua nitrogen
dari pupuk itu terserap, sebagian masuk ke perairan, menumpuk di badan-badan
air, menciptakan zona-zona mati dan ledakan alga.
Di alam, ada semacam
mekanisme umpan balik. Ketika terjadi penumpukan nitrogen, ada bakteri lain
yang bekerja melepaskan nitrogen kembali ke udara. Tapi dengan cepatnya
produksi nitrogen oleh manusia, mekanisme umpan balik ini tidak dapat berjalan,
bahkan berhenti.
Di sisi lain
sebenarnya manusia, termasuk hewan, menghasilkan nitrogen dalam bentuk amonia
yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Seorang praktisi permakultur menyebut air
kencing kita sebagai "liquid gold". Seringkali kita membuangnya
begitu saja padahal di saat yang sama, ia bisa sangat bermanfaat bagi proses
pertanian. Bila kita dapat menangkap nitrogen yang melewati tubuh kita sendiri,
maka kebutuhan untuk membuat pupuk kimia melewati proses Haber dapat dikurangi.
Katanya mau membangun Kemandirian
masyarakat. Indah kedengarannya. Seperti mimpi: Masyarakat yang bisa memenuhi
kebutuhannya sendiri, tidak bergantung pada pihak lain untuk menghidupi diri
dan kehidupannya.
Banyak pihak, mengaku sebagai pendamping
masyarakat, didorong oleh ketulusan hati untuk membantu, datang dan membantu
masyarakat untuk jadi lebih mandiri. Dengan dana dari pihak luar, mereka
bekerja. Lalu muncul dilema. Di satu sisi, ingin memandirikan masyarakat, di
sisi lain, perlu berdamai dengan agenda yang telah disepakati bersama pendana.
Cita-cita semula memandirikan masyarakat.
Lalu ditengah kekalutan jadwal, berubah menjadi direktif, dan satu arah: lama,
katanya, kalau mau mengikuti kecepatan masyarakat.
Itulah dia.
Memandirikan, mesti berawal dari
memerdekakan. Memerdekakan diri sendiri, dan memerdekakan orang lain, lalu
bekerjasama sebagai sesama orang merdeka.
Proses memerdekakan adalah sebuah
perjalanan panjang. Tidak ada orang lain yang bisa memerdekakan seseorang ,
kecuali dirinya sendiri. Dalam perjalanan itu, orang perlu diingatkan.. Lagi
dan lagi dan lagi dan lagi.. Bahwa dirinyalah yang perlu memutuskan dan
mengambil tanggung jawab atas keputusan itu.
Setiap kita mengalami masa penjajahan yang
panjang. Kita diberi pendidikan, tapi tidak dimerdekakan dari diri kita
sendiri. Kita melihat sosok pemimpin sebagai seseorang yang bisa memutuskan
segalanya dalam hidup kita. Dan bila keadaan berubah buruk, kita salahkan dia
yang mengambil keputusan. Hidup lebih mudah seperti itu. Katanya: memang
seharusnya demikian… tapi kenapa harus begitu? Kita yang memutuskan untuk tidak
mengubah apa yang seharusnya itu
Menjadi merdeka dan mandiri, berarti berani
mengambil keputusan dan bertanggung jawab terhadap hasil keputusan itu.
Kata-kata mengubah dunia. Manusia
menanamkan ide dalam kepala orang lain dengan berkata-kata. Manusia bertukar
ide, dan membangun sesuatu lewat kata-kata.
Begitu dahsyat kekuatan kata-kata,
hingga Tuhan menghancurkan menara Babylonia..
Saya yakin, model pembangunan seperti
inilah yang sedang kita jalani. Kita membangun untuk proses pembangunan itu
sendiri: roda-roda pemabangunan melumatkan semua yang ada di tengah jalannya.
Di Indonesia, sejak masa pemerintahan Orde Baru, berapa banyak suku dayak di
Kalimantan yang berubah gaya hidupnya, atas nama pembangunan sumberdaya manusia
– dan jangan lupa: mulusnya usaha HPH.
pola seperti ini mungkin akan terjadi di tempat-tempat lain di Indonesia. dan bukan yang pertama kali. Afrika mungkin jadi saksi pertama bagaimana masyarakat dan alam di hancurkan atas nama pembangunan.
berikut adalah pidato dari Roy Sesana, pemuka masyarakat suku San, masyarakat yang bertahan puluhan ribu tahun di Kalahari, Afrika yang sekarang sedang terdesak roda pembangunan (sigh).
Silahkan simak vidionya:
berikut juga pidato dari Roy Sesana:
"What kind of
development is this when the people live shorter lives than before?"
Roy Sesana, the Alternative
Nobel Prize winner, speaks
Right Livelihood Award
address, Stockholm,
9th December 2005
"My name is Roy Sesana;
I am a Gana Bushman from the Kalahari in what is now called Botswana. In my
language, my name is 'Tobee' and our land is 'T//amm'. We have been there
longer than any people have been anywhere.
When I was young, I went to
work in a mine. I put off my skins and wore clothes. But I went home after a
while. Does that make me less Bushman? I don't think so.
I am a leader. When I was a
boy we did not need leaders and we lived well. Now we need them because our
land is being stolen and we must struggle to survive. It doesn't mean I tell
people what to do, it's the other way around: they tell me what I have to do to
help them.
I cannot read. You wanted me
to write this speech, so my friends helped, but I cannot read words - I'm
sorry! But I do know how to read the land and the animals. All our children
could. If they didn't, they would have all died long ago.
I know many who can read
words and many, like me, who can only read the land. Both are important. We are
not backward or less intelligent: we live in exactly the same up-to-date year
as you. I was going to say we all live under the same stars, but no, they're
different, and there are many more in the Kalahari. The sun and moon are the
same.
I grew up a hunter. All our
boys and men were hunters. Hunting is going and talking to the animals. You
don't steal. You go and ask. You set a trap or go with bow or spear. It can
take days. You track the antelope. He knows you are there, he knows he has to
give you his strength. But he runs and you have to run. As you run, you become
like him. It can last hours and exhaust you both. You talk to him and look into
his eyes. And then he knows he must give you his strength so your children can
live.
When I first hunted, I was
not allowed to eat. Pieces of the steenbok were burnt with some roots and
spread on my body. This is how I learned. It's not the same way you learn, but
it works well.
The farmer says he is more
advanced than the backward hunter, but I don't believe him. His herds give no
more food than ours. The antelope are not our slaves, they do not wear bells on
their necks and they can run faster than the lazy cow or the herder. We run
through life together.
When I wear the antelope
horns, it helps me talk to my ancestors and they help me. The ancestors are so
important: we would not be alive without them. Everyone knows this in their
heart, but some have forgotten. Would any of us be here without our ancestors?
I don't think so.
I was trained as a healer.
You have to read the plants and the sand. You have to dig the roots and become
fit. You put some of the root back for tomorrow, so one day your grandchildren
can find it and eat. You learn what the land tells you.
When the old die, we bury
them and they become ancestors. When there is sickness, we dance and we talk to
them; they speak through my blood. I touch the sick person and can find the
illness and heal it.
We are the ancestors of our
grandchildren's children. We look after them, just as our ancestors look after
us. We aren't here for ourselves. We are here for each other and for the
children of our grandchildren.
Why am I here? Because my
people love their land, and without it we are dying. Many years ago, the
president of Botswana said we could live on our ancestral land forever. We
never needed anyone to tell us that. Of course we can live where God created
us! But the next president said we must move and began forcing us away.
They said we had to go
because of diamonds. Then they said we were killing too many animals: but
that's not true. They say many things which aren't true. They said we had to
move so the government could develop us. The president says unless we change we
will perish like the dodo. I didn't know what a dodo was. But I found out: it
was a bird which was wiped out by settlers. The president was right. They are
killing us by forcing us off our land. We have been tortured and shot at. They
arrested me and beat me.
Thank you for the Right
Livelihood Award. It is global recognition of our struggle and will raise our
voice throughout the world. When I heard I had won I had just been let out of
prison. They say I am a criminal, as I stand here today.
I say what kind of
development is it when the people live shorter lives than before? They catch
HIV/AIDS. Our children are beaten in school and won't go there. Some become
prostitutes. They are not allowed to hunt. They fight because they are bored
and get drunk. They are starting to commit suicide. We never saw that before.
It hurts to say this. Is this 'development'?
We are not primitive. We live
differently to you, but we do not live exactly like our grandparents did, nor
do you. Were your ancestors 'primitive'? I don't think so. We respect our
ancestors. We love our children. This is the same for all people.
We now have to stop the
government stealing our land: without it we will die.
If anyone has read a lot of
books and thinks I am primitive because I have not read even one, then he
should throw away those books and get one which says we are all brothers and
sisters under God and we too have a right to live.
Saya percaya, kebahagiaan hanya jadi
kenyataan bila ia terbagi.
Sebuah barang jadi meningkat nilai kegunaannya,
atau meluas manfaatnya bukan hanya pada kita, tapi juga pada orang lain.
Uang
yang menumpuk sebenarnya hanya memuaskan rasa aman kita saja, yang bisa
diperoleh dengan cara lain. Sementara , berapa banyak orang yang lebih
membutuhkan uang itu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya?
Mobil yang kita punya.
Berapa banyak kursi yang kosong pada saat kita berangkat ke kantor pagi ini?
Berapa orang tetangga yang terpaksa berdesak-desakan di bis dan KRL, padahal
sejurusan dengan kita?
Alangkah berbahagianya kalau saja kita bisa pergi
bersama :)
Dengan berkata bahwa "orang jadi
miskin karena kemalasan dan kebodohannya" kita menutup mata dan
membohongi diri pada kenyataan bahwa kita mungkin menjadi bagian dari penyebab
kemiskinan mereka.
Mudahnya, seringkali kita tidak menyadari
bahwa kekayaan (material) di dunia ini terbatas dan tidak bertambah jumlahnya.
Jadi kalau anda kaya dan menumpuk materi, anda mengurangi jatah orang lain.
Tapi saya mungkin akan diludahi sebagai komunis, karena fakta yang tidak bisa
dibantah.